Kamis 17 Mar 2022 20:27 WIB

Cara Terbaik untuk Ngobrol Soal Ancaman Nuklir dengan Anak

Invasi Rusia ke Ukraina memunculkan ancaman serangan nuklir yang bikin anak khawatir.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya serangan nuklir. Hal itu membuat anak-anak khawatir akan dampaknya.
Foto: Planet Labs PBC via AP
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya serangan nuklir. Hal itu membuat anak-anak khawatir akan dampaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak usia sekitar 10 tahun mungkin sudah banyak yang penasaran dan ingin tahu soal yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia. Pertanyaan tentang nuklir yang kerap disebutkan dalam berita mengenai invasi Rusia ke negara tetangganya itu pun mencuat.

Di media sosial, di ruang kelas hingga di taman bermain, anak-anak yang mendengar tentang invasi Rusia ke Ukraina bertanya-tanya ke mana arah perang tersebut. Ini adalah momen yang terasa mirip dengan tumbuh dewasa selama Perang Dingin.

Baca Juga

"Ketika mereka bertanya apa itu senjata nuklir, kita bisa menjelaskan secara sederhana bahwa itu adalah alat peledak yang digunakan dalam peperangan, yang mampu melepaskan energi dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan yang meluas," kata Pendiri Moms for Mental Health, Jillian Amodio, dikutip AP, Kamis (17/3/2022).

Biasanya, anak akan bertanya lebih lanjut, seperti yang dilakukan anak Amodio yang berusia 10 tahun. Anaknya bertanya apakah dia dan keluarganya dalam bahaya jika terkena senjata nuklir. Ketika mendapat pertanyaan seperti ini, orang tua harus menjelaskan dengan bijak.

 

"Saya mengatakan bahwa para pemimpin di seluruh dunia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perang nuklir tidak terjadi, dan bahwa kita telah belajar dari contoh masa lalu betapa dahsyatnya dampak perang nuklir," ujar Amodio.

Amodio melakukan apa yang direkomendasikan oleh banyak orang tua dan pakar. Dia menjelaskan semuanya sesuai dengan fakta, meskipun memilih detailnya berdasarkan apa yang dia tahu agar bisa ditangani oleh anaknya secara emosional.

Tidak seperti di masa lalu, anak-anak saat ini memiliki akses tak terkendali yang lebih besar ke gambar, video, dan informasi yang akurat. Di sisi lain, mereka juga rentan terpapar disinformasi yang banyak beredar di internet. Dengan anak-anak, bicaralah secara sederhana dan hindari membahas topik menakutkan secara mendetail.

"Dengan remaja, kejujuran adalah yang paling bijak. Selalu transparan," kata seorang dokter keluarga di Stockton, Kansas, dr Beth Oller, yang juga adalah ibu dari empat anak, usia dua hingga sembilan tahun.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement