Presiden IPU: Konflik Rusia-Ukraina Mendesak untuk Dibahas

IPU tidak bosan-bosan mendesak seluruh pihak untuk segera melakukan gencata senjata.

Sabtu , 19 Mar 2022, 18:13 WIB
Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU), Duarte Pacheco, mengatakan bahwa isu konflik Rusia-Ukraina juga akan dibahas dalam sidang IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022.
Foto: DPR
Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU), Duarte Pacheco, mengatakan bahwa isu konflik Rusia-Ukraina juga akan dibahas dalam sidang IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU), Duarte Pacheco, mengatakan bahwa isu konflik Rusia-Ukraina juga akan dibahas dalam sidang IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022. Pacheco mengatakan isu konflik antara Rusia dan Ukraina mendesak untuk dibahas.

"Karena tidak mungkin kita membahas masalah-masalah dunia tapi melupakan perang yang terjadi di sana yang berdampak pada seluruh negara di dunia," kata Pacheco dalam konferensi pers yang digelar di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua Bali, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga

Pacheco mengatakan bahwa IPU tidak bosan-bosan mendesak seluruh pihak untuk segera melakukan gencata senjata. IPU juga mencoba untuk menawarkan pertemuan kedua belah pihak dalam sebuah forum untuk berdialog.

"Karena hanya dengan dialog konflik antara Ukraina dan Rusia dapat berakhir. Kami akan terus mengupayakan perdamaian di Ukraina karena itu yang paling penting untuk warga di Ukraina," katanya.

Pacheco mengecam berbagai bentuk invasi yang dilakukan siapapun. Sulit baginya mempercayai masih adanya perang di saat-saat seperti ini. "Yang penting gencatan senjata itu yang utama karena tanpa itu orang-orang meregang nyawa tiap harinya," tegasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana, memastikan perwakilan Rusia dan Ukraina tidak akan hadir dalam penyelenggaraan sidang IPU tahun ini.

"Mereka tidak hadir. dari Ukraina tidak hadir, Rusia juga tidak hadir," kata Putu kepada wartawan di Bali Internasional Convention Center (BICC), Sabtu.

Putu menduga keduanya sudah mengetahui bahwa salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan IPU tahun ini adalah soal konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Putu mengatakan Indonesia berharap keduanya masih mau hadir dalam pertemuan nanti.

"Tentu yang kita arahkan adalah mengenai perdamaian di kawasan Eropa," ujarnya.

IPU ke-144 mengangkat tema "Getting To Zero: Mobilizing Parliament To Act On Climate Change". Selain mengangkat isu soal perubaha iklim, isu besar lainnya seperti demokrasi, dan hak asasi manusia juga akan dibahas.

"Hasil-hasil yang ingin dicapai apa dalam IPU ini adalah Deklarasi Nusa Dua. Juga resolusi yang berhubungan dengan demokrasi dan hak asasi manusia. Resolusi yang berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional. Resolusi tentang emergency item, yaitu biasanya dibahas dalam general debate dan disitu diputuskan apa emergency item," jelasnya.