Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Shalat Jumat di Masjid Kota Miskolc, Hongaria, Eropa Tengah

Agama | Sunday, 20 Mar 2022, 20:16 WIB

Bermukim di negara mayoritas non-muslim benua Eropa adalah tantangan bagi pelajar internasional penganut agama Islam, wabil khusus dalam menjalankan kewajiban shalat Jumat yang dilaksanakan secara berjamaah. Tidak semua kota yang didiami pelajar muslim memiliki masjid untuk melaksanakan dan/atau menyelenggarakan shalat Jumat. Namun saya merasakan keberuntungan tinggal di kota Miskolc, Hongaria yang memiliki masjid.

Masjid kota Miskolc berlokasi di jalan Huba nomor 30 yang berjarak 900 meter dari Búza tér (alun-alun kota). Mahasiswa Universitas Miskolc dapat menggunakan bus nomor 20 jurusan Miskoltapolca-Repülőtér/Bosch dari halte kampus dan berhenti di halte jalan Álmos. Setelah itu berjalan kaki menuju jalan Huba sejauh 200 meter.

Saat tiba di masjid, Anda tidak menemukan bangunan yang seperti masjid pada umumnya dengan ciri khas kubah atau penanda rumah ibadah umat Islam. Hanya ada tulisan masjid dalam bahasa Arab dan Inggris yang terpasang di atas dinding bangunan seukuran kertas A4. Masjid ini adalah rumah pribadi milik seorang hartawan yang dimanfaatkan untuk jamaah muslim Miskolc melaksanakan shalat Jumat tiap pekan. Lokasinya terletak di komplek perumahan warga yang padat. Aula besar yang cukup menampung sekitar 50-70 orang. Dalam ruangan tersebut terdapat mimbar untuk khutbah, lemari berisikan banyak al-Quran, tempat wudhu serta dua buah toilet. Tak hanya pria, wanita muslimah pun dapat mengikuti shalat Jumat di aula lantai dua. Bagi yang memiliki anak kecil, masjid ini ramah bagi jamaah yang membawa keluarga.

Masjid ini tidak menyelenggarakan shalat fardhu lima waktu karena jamaahnya tidak berdomisili dekat masjid. Mayoritas jamaah shalat Jumat mahasiswa internasional berasal dari Asia dan Afrika. Ada pula sebagian kecil warga lokal muslim dan muslimah. Imam dan khatib Jumat adalah Syeikh Najih asal Sudan yang fasih berbahasa Arab, Inggris dan Magyar. Khutbah Jumat disampaikan dengan bahasa Arab. Tak ada pengeras suara di aula masjid, namun suara khutbah dan azan terdengar keras dalam ruangan karena tidak terlalu luas.

Di musim panas, shalat Jumat dilaksanakan biasanya jam satu siang. Berbeda dengan di saat musim dingin yang dimulai jam dua belas siang. Perbedaan ini disebabkan waktu shalat berubah karena pergantian musim. Umumnya jamaah sudah paham sehingga dapat mengatur jadwal kedatangan.

Uniknya, masjid ini tidak menyediakan kotak infak yang diedarkan kepada jamaah setiap shalat Jumat. Nampaknya pemilik bangunan bukan hanya menyediakan tempat tetapi juga menanggung semua biaya pemeliharaan masjid. Sungguh kebaikan yang luar biasa!

Hal lain yang menarik adalah adanya penjualan daging ayam dan kalkun yang disembelih sendiri oleh pengurus masjid atau dikirim dari peternakan bersertifikat halal. Ada pula daging olahan yang dikirim dari luar kota Miskolc yang telah berlabel halal seperti daging kalkun cincang dan ayam nugget. Ketika masuk ke area masjid, sebelum masuk aula tempat shalat, jamaah dapat membeli daging tersebut yang tersedia di kulkas besar dekat pintu dapur. Transaksi jual beli ini menjadi solusi bagi jamaah yang tidak mau mengonsumsi daging ayam dan kalkun, meskipun halal zatnya, tetapi disembelih oleh non-muslim dan/atau khawatir tercampur proses pemotongan dengan hewan tidak halal.

Akhirul kalam, bagi pelajar laki-laki muslim di Universitas Miskolc tidak ada hambatan untuk melaksanakan shalat Jumat karena tersedia masjid yang nyaman dan dekat. Terlebih, agenda shalat Jumat juga dapat menjadi ajang silaturahmi sesama pelajar dan warga Miskolc yang beragama Islam.

Hidayatulloh, pengajar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan penerima beasiswa Stipendium Hungaricum untuk studi doktoral di Universitas Miskolc, Hongaria.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image