Senin 21 Mar 2022 17:40 WIB

PBB: Warga Suriah Makin Sulit Gara-Gara Invasi Ukraina

Pemerintah Suriah mulai menjatah komoditas penting, termasuk bahan bakar.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita. PBB: Warga Suriah Makin Sulit Gara-Gara Invasi Ukraina
Foto: dec.org.uk
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita. PBB: Warga Suriah Makin Sulit Gara-Gara Invasi Ukraina

IHRAM.CO.ID, JENEWA -- Pejabat PBB Paulo Pinheiro telah memperingatkan pada Jumat (18/3/2022) bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan kesulitan tambahan di Suriah. 

“Suriah akan menghadapi kesulitan tambahan sebagai akibat dari krisis Ukraina. Inflasi sudah meroket," kata Pinheiro kepada Dewan Hak Asasi Manusia saat mempresentasikan laporan komisinya ke sesi ke-49 Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, dilansir di Al Araby, Senin (21/3/2022).

Baca Juga

Pinheiro yang mengetuai Komisi Penyelidikan internasional independen tentang Republik Suriah memperingatkan pemerintah telah mulai menjatah komoditas penting, termasuk bahan bakar. Harga impor telah melonjak sehingga ada kekhawatiran di Suriah serta di tempat lain di kawasan itu tentang ketersediaan gandum untuk diimpor.

Pada 15 Maret menandai tahun ke-11 sejak dimulainya revolusi Suriah, pemberontakan rakyat yang damai yang ditindas secara brutal oleh rezim Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad. Tindakan ini berujung pada perang saudara.

 

Setelah satu dekade perang, lebih dari 12 juta orang mengalami kerawanan pangan dan 14,6 juta yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 90 persen populasi di Suriah hidup dalam kemiskinan. Rakyat Suriah membutuhkan dukungan kemanusiaan.

Pada Kamis (17/3), Dewan Menteri Suriah mengumumkan akan menjatah cadangan  barang-barang pokok seperti gandum, gula dan minyak goreng untuk mengantisipasi guncangan pasokan dari  invasi Rusia ke Ukraina. Suriah, yang terisolasi dari pasar internasional oleh sanksi Barat, adalah importir utama barang-barang Rusia.

Komisi Penyelidikan independen yang dipimpin oleh Pinheiro juga menyerukan peninjauan kembali dampak sanksi terhadap Suriah. Sanksi Barat terhadap rezim Assad diadopsi sebagai tanggapan atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim dan pihak lain dalam konflik selama perang.

Tujuan mereka adalah melumpuhkan kepemimpinan rezim dan mencegah pengusaha dan negara-negara lain untuk berurusan dengan pemerintah Suriah, tetapi sanksi juga memiliki efek hukuman pada orang-orang di Suriah. Sanksi Caesar yang diadopsi oleh AS pada 2020, mempercepat jatuhnya pound Suriah dan merusak kemampuan pemerintah Suriah mengimpor barang-barang pokok. Hal ini memperburuk kekurangan tepung, bahan bakar, dan barang-barang pokok yang sudah ada sebelumnya.

https://english.alaraby.co.uk/news/syrians-will-face-more-hardships-amid-ukraine-war-un-warns

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement