Selasa 22 Mar 2022 15:21 WIB

Redakan Ketegangan di Tepi Barat, Raja Yordania akan Temui Mahmoud Abbas

Kunjungan Raja Yordania untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat jelang Ramadhan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Raja Yordania Abdullah II. Redakan Ketegangan di Tepi Barat, Raja Yordania akan Temui Mahmoud Abbas
Foto: EPA/MAXIM SHIPENKOV
Raja Yordania Abdullah II. Redakan Ketegangan di Tepi Barat, Raja Yordania akan Temui Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Raja Yordania Abdullah dilaporkan berencana untuk bertemu dengan kepala Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas di Ramallah pekan depan. Dilansir di Middle East Eye, Selasa (22/3/2022), kunjungan Raja Abdullah ke Ramallah tersebut dilakukan dalam upaya untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat yang diduduki menjelang bulan suci Ramadhan.

Saluran berita Israel Kan melaporkan pada Senin, Raja Abdullah akan melakukan perjalanan pertamanya ke wilayah pendudukan itu sejak 2017. Kunjungan dilakukan sebelum peringatan ketegangan tahun lalu di Yerusalem yang kemudian memicu serangan 11 hari Israel di Gaza.

Baca Juga

Ketegangan meletus tahun lalu ketika Israel mencoba mengusir keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur untuk memberi jalan bagi pemukim Israel. Hal ini kemudian memicu protes luas di Tepi Barat yang diduduki dan komunitas Palestina di dalam Israel.

Protes warga Palestina itu lantas memicu operasi militer skala besar Israel di Jalur Gaza yang terkepung. Menurut Axios, para pejabat Amerika Serikat (AS) telah berupaya untuk menjaga ketenangan di Yerusalem menjelang peringatan konflik Mei 2021, di mana sekitar 250 warga Palestina tewas di Gaza dan 13 orang tewas di Israel.

Namun, puluhan pemukim Israel yang diapit oleh polisi Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsha pekan lalu untuk memperingati hari libur Yahudi Purim. Israel telah menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid al-Aqsa berada, selama perang Timur Tengah 1967.

Israel mencaplok seluruh kota Yerusalem Timur pada 1980. Namun, langkah pendudukan tersebut tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Adapun Yordania telah menjadi penjaga situs-situs suci Muslim di Yerusalem sejak 1920-an. Kompleks, yang terletak di dataran tinggi dengan deretan pepohonan di Kota Tua, itu juga dihormati oleh orang Yahudi, yang menyebutnya Bukit Bait Suci (Temple Mount).

Sementara itu, aktivis sayap kanan Israel telah berulang kali mendorong peningkatan kehadiran Yahudi di situs tersebut dan beberapa di antaranya telah menganjurkan penghancuran Masjid al-Aqsa untuk memberi jalan bagi Kuil Ketiga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement