Kamis 24 Mar 2022 22:25 WIB

Eropa Ekspor Senjata ke Rusia Meski Embargo Selama 2015-2020

Prancis membantah tuduhan telah melanggar sanksi Eropa dengan ekspor senjata ke Rusia

Sejak 2015 hingga 2020, setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea, negara-negara Eropa terus mengekspor senjata dan lisensi militer ke Rusia
Sejak 2015 hingga 2020, setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea, negara-negara Eropa terus mengekspor senjata dan lisensi militer ke Rusia

REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Sejak 2015 hingga 2020, setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea, negara-negara Eropa terus mengekspor senjata dan lisensi militer ke Rusia, senilai 346 juta euro (sekitar 380 juta dolar AS).

Selama periode enam tahun, Prancis adalah penyedia senjata terbesar Rusia di antara negara-negara Uni Eropa dengan 152 juta euro (167,15 juta dolar AS), ungkap laporan Kelompok Kerja Dewan Uni Eropa untuk Ekspor Senjata Konvensional (COARM).

Jerman, yang datanya tidak ada dalam laporan tetapi dikumpulkan dari laporan nasional oleh Investigate Europe, mengikuti Prancis dengan 121,8 juta euro (134 juta dolar AS).

Pada tahun 2014, Rusia mencaplok Krimea, sebuah langkah yang secara luas dipandang ilegal oleh komunitas internasional, termasuk Turki dan Majelis Umum PBB.

Pada tahun pencaplokan berikutnya, Prancis menjual senjata ke Rusia senilai 58,9 juta euro, nilai tertinggi selama periode enam tahun.

Ekspornya mencapai 48,9 juta euro pada tahun 2016, 36 juta euro pada tahun 2017, 5,5 juta dolar AS pada tahun 2018, 2,4 juta dolar AS pada tahun 2019 dan 300 ribu dolar AS pada tahun 2020.

Presiden Emmanuel Macron membantah tuduhan bahwa pemerintah telah melanggar sanksi Eropa dengan menyetujui ekspor senjata ke Rusia dengan mengatakan bahwa beberapa kontrak senjata ditangguhkan, karena tidak sesuai dengan hukum internasional dan situasi pada saat itu pada tahun 2014.

Dia juga mengatakan bahwa peralatan yang dikirim ke Moskow hanya jumlah kecil dan menandai berakhirnya kontrak sebelum embargo. Ekspor Prancis sangat penting bagi tentara Rusia, seperti sistem kendali penembakan pencitraan termal untuk tank dan sistem navigasi untuk pesawat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengatakan sebelumnya bahwa tank Rusia dilengkapi dengan kamera pencitraan termal ketika mereka menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa - Zaporizhzhia.

Austria, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Finlandia, Italia, dan Slovakia adalah negara-negara Uni Eropa lainnya yang mengekspor senjata ke Rusia antara 2015 dan 2020.

Sementara ekspor Bulgaria berjumlah 16,5 juta euro, Italia mengekspor senjata ke Rusia senilai 22,5 juta euro. Ekspor Republik Ceko juga mencapai lebih dari 14 juta euro pada periode yang sama.

Selain penjualan senjata, negara-negara Eropa juga mengeluarkan sekitar 1.000 lisensi militer ke Rusia selama periode yang sama, sementara 75 persen lisensi dikeluarkan oleh Austria.

Berdasarkan nilai, lisensi yang dikeluarkan oleh Prancis untuk Rusia melebihi level 1 miliar euro, sementara sekitar 80 persen dari jumlah ini terjadi pada tahun 2015.

Pada tahun 2008, Komisi Uni Eropa menyatakan bahwa jika senjata yang dikirim ke suatu negara digunakan dalam perang, pengiriman ini harus dihentikan.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/negara-eropa-ekspor-senjata-ke-rusia-meski-embargo-selama-2015-2020/2543788
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement