Kamis 24 Mar 2022 17:46 WIB

Tim Fikes UMP Pantau Kesehatan Korban Banjir di Banyumas

Warga di pengungsian mengeluhkan beberapa masalah kesehatan.

Sejumlah warga korban banjir mengungsi di Balai Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Sejumlah warga korban banjir mengungsi di Balai Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menerjunkan tim pemantau kesehatan korban banjir di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Khususnya yang tinggal di tempat-tempat pengungsian.

"Pada 22 Maret kemarin, Fikes Care UMP dan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Cabang Banyumas bekerja sama dengan MDMC Banyumas memantau kesehatan pengungsi," kata dosen Fikes UMP Endiyono di Purwokerto, Kamis (24/3/2022).

Dalam hal ini, kata dia, Fikes Care UMP memberangkatkan tim dosen untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi. Ia mengatakan layanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan tersebut dilakukan untuk korban banjir di Desa Karang Petir, Kecamatan Tambak.

Menurut dia, warga di pengungsian mengeluhkan beberapa masalah kesehatan yang terjadi seperti gatal-gatal, dermatitis, kutu air, dan sebagainya yang diakibatkan banjir tersebut.

Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan tim yang bekerja sama dengan IAI Cabang Banyumas itu memberikan obat-obatan kepada warga. "Sehingga harapannya dapat meningkatkan kualitas kesehatan untuk pengungsi serta melakukan tindakan promotif untuk selalu menjaga kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, dosen Pendamping Organisasi Kemahasiswaan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fikes UMP Hanif Prasetya menyebutkan ada dua hal yang menjadi tanggung jawab jajaran tim kesehatan dalam bencana tersebut, yakni kesempatan menolong korban dan mengatasi masalah kesehatan di pengungsian.

"Kami tentu melibatkan mahasiswa dalam melakukan respons bencana banjir, sebab untuk pengalaman mereka terlibat dalam manajemen bencana serta menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi dalam kondisi bencana fase tanggap darurat," kata dia.

Dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan itu, terdapat sedikitnya 74 penerima manfaat dan kebanyakan mengeluhkan beberapa masalah kesehatan. "Berdasarkan pantauan tim di lapangan ditemukan paling banyak kasus dermatitis atau masalah pada kulit pada warga terdampak banjir," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement