Jumat 25 Mar 2022 14:09 WIB

70 Persen Sampah di Surabaya Berasal dari Rumah Tangga

Salah satu cara mengurangi sampah organik adalah dengan budi daya maggot BSF.

Petugas memilah sampah rumah tangga di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/3/2022). PDU tersebut dalam sehari rata-rata memilah sampah hingga enam ton yang hasil pilahan sampah organik dijadikan kompos dan sampah plastik dijual ke pengepul sementara sampah residu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. 70 Persen Sampah di Surabaya Berasal dari Rumah Tangga
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Petugas memilah sampah rumah tangga di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/3/2022). PDU tersebut dalam sehari rata-rata memilah sampah hingga enam ton yang hasil pilahan sampah organik dijadikan kompos dan sampah plastik dijual ke pengepul sementara sampah residu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. 70 Persen Sampah di Surabaya Berasal dari Rumah Tangga

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Komunitas Nol Sampah menyebut sekitar 70 persen sampah di Kota Surabaya, Jawa Timur berasal dari aktivitas rumah tangga yang sebagian merupakan sampah organik.

Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some mengatakan sebanyak 70 persen sampah yang datang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) Benowo setiap harinya berasal dari sampah rumah tangga. "Jika dilihat dari komposisinya, sebanyak 50 persen sampah rumah tangga berasal dari sampah sisa makanan," kata Wawan, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, salah satu metode untuk pengelolaan sampah sisa makanan adalah dengan budi daya maggot BSF (Black Soldier Fly) yang mampu memakan sampah organik. Maggot BSF adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon.

Selama masa hidupnya Maggot BSF mengonsumsi makanan organik, misalnya sampah organik. Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung.

Wawan mengatakan, pelatihan maggot BSF perlu dilakukan terus-menerus kepada warga di Surabaya. Dengan demikian, arga menjadi paham cara pengolahan sampah rumah tangga dengan maggot BSF.

"Minimal ada penyelesaian sampah di tingkat rumah tangga atau di tingkat kampung yang bisa mengurangi sampah sisa makanan masuk ke TPA Benowo," kata Wawan.

Ia menjelaskan, bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya akan terus memberikan pendampingan edukasi pengolahan sampah organik menggunakan maggot. Terutama pada kampung binaan Pemkot Surabaya atau Kampung Zero Waste.

"Karena Kota Surabaya sudah membagikan 150 rak maggot dan sudah berjalan hingga saat ini," ujar dia.

Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Dyan Prasetyaningtyas sebelumnya mengatakan terus berupaya  mengatasi persoalan sampah di Kota Pahlawan, khususnya sampah rumah tangga. Dia secara bertahap menggelar penyuluhan pengolahan sampah organik dengan menggunakan sistem Maggot BSF kepada warga yang tergabung dalam Kader Surabaya Hebat.

Dyan mengatakan telah menggelar penyuluhan Maggot BSF di RW VI Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya, Kamis (24/3/2022). "Kami melakukan pendekatan pengelolaan sampah melalui hal yang paling sederhana, yakni pemilihan sampah organik dan non-organik. Sebab, saat ini kami sedang fokus dalam hal pengurangan sampah karena timbunan sampah yang masuk ke TPA Benowo 1.650 ton per hari," kata Dyan.

Dyan mengaku berusaha melakukan pengurangan sampah di Kota Surabaya dengan melakukan edukasi secara masif. Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan sampah Kota Surabaya, tidak bisa diatasi oleh Pemkot Surabaya saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement