Jumat 25 Mar 2022 16:12 WIB

BPKH Gelontorkan Rp 30 Triliun untuk Investasi Luar Negeri

BPKH akan menjalin kerja sama dan investasi khususnya terkait ibadah haji di Saudi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Bank Pembangunan Islam (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser (kiri) berbincang dengan anggota Badan Pelaksana Keuangan Haji (BPKH) Bidang Investasi dan Kerjasama Luar Negeri Hurriyah El Islamy di sela-sela acara Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 di Jakarta, Jumat (25/3/2022). Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 membahas beberapa topik strategis antara lain investasi haji, keuangan, lingkungan, sosia, tata kelola pembiayaan sosial Islam, dan fintech Islam.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Bank Pembangunan Islam (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser (kiri) berbincang dengan anggota Badan Pelaksana Keuangan Haji (BPKH) Bidang Investasi dan Kerjasama Luar Negeri Hurriyah El Islamy di sela-sela acara Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 di Jakarta, Jumat (25/3/2022). Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 membahas beberapa topik strategis antara lain investasi haji, keuangan, lingkungan, sosia, tata kelola pembiayaan sosial Islam, dan fintech Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) membuka kesempatan jejaring investasi syariah global melalui Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 yang digelar 24-25 Maret 2022.

Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri BPKH, Hurriyah El Islamy, menyampaikan, ada sejumlah kerja sama yang akan diresmikan melalui gelaran ini. "Sudah ada beberapa MoU yang lahir dari acara GIIF, baik yang dilaksanakan pada tahun lalu maupun tahun ini," kata Hurriyah dalam konferensi pers GIIF 2022 di Pullman Hotel Jakarta Central Park, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga

GIIF 2022 mempertemukan para pemangku kepentingan bidang investasi syariah global yang berpotensi untuk saling menjalin kolaborasi. GIIF 2022 mengumpulkan puluhan lembaga investasi syariah, khususnya di sektor haji dan umrah dari seluruh negara.

Menurut Hurriyah, jejaring kerja sama harus terus dijalankan meski dengan segala keterbatasan karena pandemi Covid-19. Investasi syariah juga dinilai menjadi alternatif terbaik dalam mengatasi tuntutan untuk segera bangkit dalam pemulihan ekonomi global.

Hurriyah mengatakan, BPKH akan menjalin kerja sama dan investasi dengan sejumlah pihak global, khususnya untuk keperluan ibadah haji di Arab Saudi. Ini akan menjadi implementasi dari investasi langsung BPKH di luar negeri.

"Pada kesempatan ini, kita akan tanda tangan kerja sama dengan muassasah, juga dengan pabrik makanan untuk keperluan katering jamaah haji, dan juga dengan Islamic Development Bank (IsDB)," katanya.

Selain itu, sejumlah kerja sama investasi lainnya juga sedang dalam tahap finalisasi. Investasi luar negeri ini akan meliputi akomodasi, transportasi, layanan jasa makanan, rumah sakit, pembiayaan, infrastruktur, dan investasi langsung lainnya.

Secara rinci, proyek-proyek tersebut diantaranya pabrik makanan dan hotel Indonesia di Mekkah, Rumah Indonesia, rumah sakit, perusahaan ekspor impor, kerja sama pabrik bus listrik, truk, dan kendaraan custom, perusahaan transportasi, rest area antara Madinah-Mekkah, hingga untuk distribusi daging DAM ke Indonesia.

Total investasi sektor usaha tersebut yakni senilai Rp 30 triliun dengan nilai manfaat per lima tahun mencapai Rp 24,78 triliun, dan efisiensi sebesar Rp 1,67 triliun. Kerja sama ini juga akan melibatkan 1.230 tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.

Selain itu, BPKH menargetkan total manfaat tidak langsung sebesar Rp 19,97 triliun, capital inflow devisa sebesar Rp 159,0 triliun, dan total nilai ekonomi ekosistem perhajian sebesar Rp 205,47 triliun. Secara rinci, investasi pada akomodasi yakni sebesar Rp 22 triliun, transportasi Rp 3,5 triliun, rumah sakit Rp 1,12 triliun, layanan jasa makanan Rp 240 miliar, pembiayaan Rp 1 triliun, infrastruktur lainnya Rp 1,6 triliun, dan investasi langsung lainnya Rp 540 miliar.

Secara umum, investasi di luar negeri memberikan yield return yang cukup tinggi. Seperti investasi lainnya di luar negeri pada tahun kelima diperkirakan mencapai 14 persen, dan investasi langsung di luar negeri mencapai 20 persen. Jika dibandingkan dengan investasi di dalam negeri yang masing-masing delapan persen dan sembilan persen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement