Ahad 27 Mar 2022 06:13 WIB

Negosiasi Damai Suriah di Jenewa Telah Gagal

Pembicaraan damai terkait Suriah telah gagal menemukan solusi

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
 Pejuang Pasukan Demokrat Suriah mengambil bagian dalam operasi pembersihan di Hasaka, timur laut Suriah, 28 Januari 2022. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali kendali penuh penjara Ghwayran di kota Hasaka dan merebut kembali penjara Ghwayran di kota Hasaka. -menangkap lusinan jihadis yang bersembunyi di penjara dan di rumah-rumah terdekat, setelah upaya jailbreak besar-besaran dari apa yang disebut militan kelompok Negara Islam (IS atau ISIS).
Foto: EPA-EFE/AHMED MARDNLI
Pejuang Pasukan Demokrat Suriah mengambil bagian dalam operasi pembersihan di Hasaka, timur laut Suriah, 28 Januari 2022. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali kendali penuh penjara Ghwayran di kota Hasaka dan merebut kembali penjara Ghwayran di kota Hasaka. -menangkap lusinan jihadis yang bersembunyi di penjara dan di rumah-rumah terdekat, setelah upaya jailbreak besar-besaran dari apa yang disebut militan kelompok Negara Islam (IS atau ISIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Pembicaraan damai terkait Suriah telah gagal menemukan solusi untuk konflik sipil yang berlangsung selama 11 tahun tersebut. Tidak ada hasil yang didapat meski pihak-pihak yang bertikai berkumpul di Jenewa pekan ini.

Tidak ada kesepakatan yang dicapai dalam upaya untuk merancang konstitusi baru untuk negara yang dilanda perang itu. Dialog yang digelar lima hari antara delegasi dari Republik Arab Suriah dan komisi negosiasi Suriah berakhir dengan diam. Tidak ada pihak yang memberikan komentar setelah pembicaraan berakhir dan konferensi pers yang semula dijadwalkan oleh PBB untuk kesimpulan dialog juga dibatalkan.

"Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk mendekatkan sudut pandang di antara para anggota dengan mengerahkan jasa baik saya, yang jelas dibutuhkan," kata utusan khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterbitkan kemudian dilansir dari The New Arab, Sabtu (26/3/2022).

Kembali pada bulan Oktober, putaran keenam diskusi antara 15 perwakilan masing-masing dari rezim Presiden Bashar al-Assad, oposisi, dan masyarakat sipil, juga berakhir tanpa kesepakatan tentang bagaimana untuk bergerak maju.

Berbagai upaya negosiasi ditujukan untuk menulis ulang konstitusi Suriah dan memberikan pembukaan untuk dialog politik yang lebih luas, di bawah naungan Komite Konstitusi yang didukung PBB. Tetapi kesenjangan antara pihak-pihak di meja perundingan tidak menunjukkan tanda-tanda menyempit setelah dua setengah tahun.

Perang saudara Suriah meletus pada 2011 setelah represi rezim kekerasan terhadap protes rakyat.  Perang telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang tewas, jutaan orang terlantar, dan menghancurkan infrastrukturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement