Rabu 30 Mar 2022 09:14 WIB

Mahasiswa Berprestasi UMM Jadi Wisudawan Terbaik

Dari mana pun berasal, seseorang punya hak untuk sukses dan berprestasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengembangkan inovasi dan terobosan pembelajaran guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mahasiswa serta dosen. Salah satunya melalui Centre of Excellence (CoE) Kakao di Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UMM.
Foto: istimewa
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengembangkan inovasi dan terobosan pembelajaran guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mahasiswa serta dosen. Salah satunya melalui Centre of Excellence (CoE) Kakao di Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ana Fauzia, dikukuhkan menjadi wisudawan terbaik. Keaktifannya untuk ikut serta dalam berbagai kejuaraan tidak membuatnya hilang fokus untuk melakukan kewajibannya berkuliah.

Ana juga sempat diganjar menjadi mahasiswa berprestasi (mawapres) Kampus Putih. Ia mengaku sering mengikuti perlombaan sejak Sekolah Dasar (SD). Kebiasaannya tersebut terus ia lakukan sampai menginjak bangku perkuliahan.

"Alih-alih membiasakan diri sebagai mahasiswa baru (maba), saya langsung mengikuti perlombaan tingkat nasional dua bulan setelah diterima menjadi mahasiswa Kampus Putih," jelasnya.

Keikutsertaan itu diambil kemungkinan besar karena sudah terbiasa dengan berbagai kompetisi. Sebab itu, Ana langsung mencari perlombaan apa yang bisa diikuti meskipun masih berstatus maba.

Prestasi pertama yang didapatkan di perkuliahan adalah juara tiga lomba debat nasional yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin di 2018. Sejak memenangkan kejuaraan tersebut, Ana terus mengikuti lomba-lomba lainnya, utamanya di bidang kepenulisan dan public speaking.

Selama mengikuti berbagai perlombaan, Ana mengaku ada satu lomba yang menurutnya sangat sulit, baik itu dari aspek persiapan hingga saat kompetisi berlangsung. Lomba tersebut ialah Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Menurut Ana, lomba-lomba yang biasa dia ikuti ada di bidang yang disukai. Oleh karena itu, dia tidak merasa berat ketika menjalani proses perkuliahan dan persiapan lomba.

Namun untuk Pilmapres tantangannya sangat besar. Tidak hanya bersaing dengan mahasiswa berprestasi di universitas swasta, dua juga harus berkompetisi dengan mahasiswa berprestasi di universitas negeri. "Alhamdulillah, saya dapat meraih peringkat ketujuh dalam perlombaan tersebut,” ungkap mahasiswa Fakultas Hukum itu.

Ada satu hal yang terus memacu Ana untuk memenangkan perlombaan dan meraih juara. Ia berkata beberapa orang sering meremehkan mahasiswa yang berasal dari universitas swasta. Menurut mereka, mahasiswa swasta tidak lebih baik daripada mahasiswa yang berasal dari kampus negeri.

"Saya berusaha sekuat tenaga untuk mematahkan anggapan tersebut. Dari mana pun seseorang berasal, ia punya hak untuk sukses dan meraih prestasi,” kata Ana.

Terkait cara menyeimbangkan sisi akademik dan non-akademik, Ana mengatakan tidak terlalu kewalahan mengatur waktu. Proses perkuliahan yang berlangsung secara daring membuatnya fleksibel dalam mengatur persiapan lomba maupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.

Selain itu, pihak kampus juga sangat mendukung dan menghargai mahasiswa yang akan berlomba. Beberapa dukungan yang di lakukan kampus yaitu, keringanan dispensasi kuliah, memberi uang  transport saat akan berlomba, sampai ke pemberian hadiah jika berhasil memenangkan lomba.

Apresiasi yang dilakukan oleh kampus membuat Ana lebih bersemangat untuk bersaing. Meskipun tidak ada kendala dalam mengatur waktu, hari-hari buruk juga pernah menghampiri Ana di masa perkuliahannya.

Untuk mengatasi hal tersebut Ana selalu melakukan evaluasi kerja. Evaluasi ini berguna agar Ana maupun tim tidak mengalami masalah yang sama di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement