Rabu 30 Mar 2022 11:58 WIB

Bank Dunia Angkat Sosok Ini untuk Akselerasi Transisi Energi

Transisi energi yang butuh biaya besar tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan.

  Sektor bisnis di negara-negara anggota G20 memiliki tantangan dinamis untuk mendukung transisi energi.
Foto: Dok: Utomo SolaRUV
Sektor bisnis di negara-negara anggota G20 memiliki tantangan dinamis untuk mendukung transisi energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata perubahan iklim. Salah satu yang didorong adalah kontribusi sektor bisnis.

Sektor ini dituntut mendukung pemenuhan masing-masing negara mencapai komitmen net zero emission yang telah ditentukan. Indonesia berkomitmen menjalankan akselarasi transisi energi dengan tiga prinsip, yakni keamanan, kemudahan akses, dan keterjangkauan energi agar transisi energi harus berjalan adil dan terjangkau untuk semua pihak. Transisi energi yang membutuhkan biaya besar tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi global untuk mencapai tujuan tersebut.

Bank Dunia (World Bank), melalui Program Bantuan Manajemen Sektor Energi (Energy Sector Management Assistance Program, ESMAP), mengusulkan dukungan keuangan dan teknis yang komprehensif kepada negara berpendapatan rendah dan menengah untuk memangkas kemiskinan dan memacu pertumbuhan melalui solusi-solusi energi yang berkelanjutan.

 “ESMAP akan mengembangkan Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) dengan pendekatan unik, terintegrasi, dan bisa direplikasi untuk melancarkan stimulus ekonomi hijau melalui investasi publik yang ditargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam skala besar,” ujar Fabby Tumiwa, anggota Technical Advisory Group (TAG) ESMAP untuk tahun fiskal 2022-2024, dalam siaran pers pada Rabu (30/3/2022).

Fabby Tumiwa yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) tersebut telah menggeluti kebijakan energi dan perubahan iklim selama lebih 20 tahun, sekaligus praktisi energi terbarukan dan pendukung pemerataan akses energi di Indonesia. 

Sehubungan dengan penugasannya di Bank Dunia, apresiasi juga disampaikan oleh Fabby Tumiwa dengan makin banyaknya pihak swasta nasional yang masuk ke industri energi terbarukan.

Terkait hal tersebut, Utomo SolaRUV, perusahaan penyedia jasa solusi PLTS Atap nasional, baru saja menandatangani komitmen kerja sama jangka panjang sebesar 300 MW dengan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co., Ltd.

Penandatanganan kerjasama tersebut bertepatan dengan perhelatan pameran Solartech Indonesia 2022 pada 19 Maret 2022 lalu yang diwakili langsung oleh Darmawan Utomo selaku Direktur Utama PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia dan Benny Xiao dari pihak Sungrow.  “Kerja sama pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi,” ujar Fabby.

Luis Xu, APAC Director Sungrow Power Supply Co. Ltd, mengapresiasi kehadiran sosok Fabby. ''Dengan ditunjuknya perwakilan Indonesia di TAG ESMAP World Bank bersanding dengan tokoh tokoh energi dunia , hal ini menunjukkan pentingnya posisi Indonesia dalam transisi energi dunia. Jadi kami selaku produsen inverter dengan kapasitas terbesar di dunia menyambut baik hal ini, agar lompatan energi bersih Indonesia dapat segera terjadi,” ujar dia. 

Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menerangkan bahwa perusahaan akan terus berkomitmen mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik di rooftop bangunan, lokasi perairan (floating PV), atau pun juga pemanfaatan lokasi bekas lahan tambang. Terbaru, produk Utomo SolaRUV turut berkontribusi pada proyek EBT perusahaan nasional seperti Medco Energi di Pulau Sumbawa, yakni Sungrow SG250HX dan Sungrow COM100A.

“Upaya pemerintah untuk mendorong industri-industri yang berada di Indonesia agar menerapkan konsep industri hijau mengalami beberapa tantangan, salah satunya adalah masih terbatasnya SDM yang kompeten dalam penerapan industri hijau. Sehingga, kerja sama strategis dengan Sungrow ini menjadi komitmen Utomo SolaRUV untuk terus mengawal industri-industri di Indonesia menjadi net zero emission company,” kata Anthony Utomo, Managing Director Utomo SolaRUV.

 

 

sumber : siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement