Rabu 30 Mar 2022 21:05 WIB

Angka Positif Covid-19 Asia Tembus 100 Juta

Angka infeksi virus Corona di Asia tembus 100 juta.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Warga mengantre untuk tes Covid-19 di Beijing, China
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Warga mengantre untuk tes Covid-19 di Beijing, China

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Berdasarkan catatan kantor berita Reuters angka infeksi virus Corona di Asia tembus 100 juta. Kawasan mengalami lonjakan kasus positif yang didominasi sub-varian omicron yakni BA.2.

Pada Rabu (30/3/2022) Reuters mencatat Asia melaporkan 1 juta kasus infeksi baru Covid-19 setiap dua hari sekali. Asia yang dihuni lebih dari setengah juta populasi dunia, berkontribusi pada 21 persen seluruh kasus Covid-19 yang dilaporkan.

Sub-varian BA.2 yang sangat menular mendorong angka kasus infeksi virus Corona varian omicron selama beberapa pekan terakhir di Korea Selatan (Korsel), China dan Vietnam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat BA.2 mewakili hampir 86 persen seluruh kasus sekuens.

Korsel menjadi negara dengan angka rata-rata kasus infeksi baru di dunia. Analisa Reuters mencatat satu dari empat kasus infeksi di seluruh dunia dilaporkan dari Korsel.

Walaupun angka kasus infeksi mulai menurun sejak awal Maret tapi Negeri Ginseng masih melaporkan 300 kasus kematian akibat virus korona setiap harinya. Pemerintah memerintahkan krematorium di seluruh negeri menambah jam operasinya.

Cina mencoba menjinakan wabah terburuk sejak awal pandemi Covid-19. Lonjakan kasus infeksi di Shanghai yang disebabkan penyebaran BA.2 memaksa pusat keuangan Asia itu dikarantina totalatau lockdowan. Kota itu memasukan lockdown tahap kedua pada Senin (28/3) lalu di mana warga tidak bisa melewati jembatan dan jalan tol.

Sejak awal tahun ini Cina melaporkan 45 ribu kasus infeksi, lebih tinggi dibandingkan kasus infeksi sepanjang 2021. Meski sudah hampir 90 persen populasinya sudah divaksin, tapi masih banyak orang lanjut usia yang belum menerima vaksin booster atau penguat. Sehingga mereka mudah terinfeksi kembali.

Meski Cina menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat. Tapi pengamat asing tidak yakin lockdown cukup efektif dalam mengatasi varian omicron yang sangat menular.

"Dari Australia dan negara-negara lain sudah jelas lockdown tidak cukup efektif dalam mengatasi omicron, jadi gelombang besar sudah diprediksi," kata pakar biostatistik University of South Australia Adrian Esterman.

India sendiri bertanggung jawab atas 43 juta kasus Covid-19. Di atas tiga negara paling terdampak di Asia lainnya yakni Jepang, Korsel dan Vietnam. Selama 11 hari terakhir angka kasus infeksi di India hanya 2.000 per hari.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement