Kamis 31 Mar 2022 19:53 WIB

Ali Zainal Abidin, Keturunan Rasulullah SAW yang Disegani Umat dan Dibenci Umayyah

Ali Zainal Abidin dikenal sebagai sosok yang zuhud dan dicintai umat

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Kabah di Masjidil Haram. Ali Zainal Abidin dikenal sebagai sosok yang zuhud dan dicintai umat
Foto: republika
Ilustrasi Kabah di Masjidil Haram. Ali Zainal Abidin dikenal sebagai sosok yang zuhud dan dicintai umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kekhusyuan ibadah doa dan sholat tengah malam cicitnya Rasulullah SAW Ali Zainal Abidin bisa menjadi teladan bagi para jamaah haji dan umroh.

Kekhusyuan putra dari Al-Husain dan putri Raja Persia ini diceritakan sahabat Nabi Thawus radhiyallahu anhu.  

Baca Juga

Cerita Thawus ditulis ulang Abdurrahman Ahmad As-Sirbunny dalam bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah".  

Thawus bercerita, pada musim haji, dia pernah menyaksikan Ali Zainal Abidin sholat tengah malam di Hijr Ismail. Thawus berusaha mendekatinya seraya bergumam dalam hati.  

 

"Dia adalah orang saleh dari keluarga Rasullullah SAW. Semoga aku dapat mendengar sesuatu yang bermanfaat darinya. Lalu kudengar beliau berdoa dalam sujudnya. "Ya Allah, hamba-Mu yang peminta-minta ini berada di halaman rumah-Mu, hamba-Mu yang miskin ini di halaman rumah-Mu, hamba-Mu yang fakir ini di halaman rumah-Mu!"  

Doa Ali Zainal Abidin ini lalu diikuti Thawus dan dia berkata, "Sejak saat itu tidak pernah lagi doa yang kupanjatkan untuk meminta sesuatu yang kumulai dengan kalimat-kalimat itu, kecuali pasti dikabulkan."   

Ketika Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memegang amanah kekhalifahan, beliau menikahkan al-Husain radhiyallahu ‘anhu putranya dengan seorang putri Yazdazird, Raja Persia, yang bernama Shahrbanu Syah Zinan, yang berarti ratunya para wanita, kemudian diganti namanya menjadi Ghazalah. Dari perkawinan inilah Ali Zainal Abidin dilahirkan.  

Ali bin Husain adalah anak Husain radhiyallahu ‘anhu terkecil yang selamat dari pembunuhan keluarga Rasulullah SAW, sedangkan kakak-kakaknya dan kedua orang tuanya terbunuh sebagai syuhada.  

Dia tinggal dua tahun bersama kakeknya, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, 12 tahun tinggal bersama pamannya, Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu, 23 tahun tinggal bersama ayahnya, Al-Husain radhiyallahu ‘anhu, sehingga Ali tumbuh sebagai pemuda yang kaya dengan ilmu dan ketakwaan.  

Baca juga: Tentara Israel Paksa Diplomat Muslim Taiwan Baca Alquran

Atas kepribadiannya, kaumnya memberi julukan "Zainal Abidin” (hiasan para ahli ibadah). Dia juga dijuluki “As-Sajjaad" karena kebiasaan sujudnya yang sangat lama, juga dijuluki “Az-Zaky',karena kebersihan jiwanya.

Dikisahkan bahwa ketika Hisyam bin Abdulmalik menunaikan haji sebelum menjadi khalifah, ketika sedang thawaf, berkali-kali dia ingin mencium Hajar Aswad, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena terlalu banyak kerumunan orang di sekitar Hajar Aswad.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement