Jumat 01 Apr 2022 00:05 WIB

Menlu RI Bahas Ukraina pada Pertemuan Bilateral dengan Menlu Rusia dan China

Dengan Menlu Rusia dan China, Menlu Retno membahas tentang situasi di Ukraina.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilteral dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu China Wang Yi di sela Afghanistan Neighboring Countires Meeting di Tunxi, China, Rabu (30/3/2021) waktu setempat. Dengan keduanya, Menlu Retno membahas tentang situasi di Ukraina.

"Dengan Menlu Lavrov, ini adalah komunikasi kami yang kedua belakangan ini setelah sebelumnya kami melakukan pembicaraan telepon dan saya kembali menegaskan posisi Indonesia untuk krisis di Ukraina," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media virtual, Kamis.

Menlu Retno kembali menekankan posisi prinsip Indonesia yang konsisten dan tetap teguh, yaitu  penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB, seperti kedaulatan dan integritas wilayah. "Indonesia menyampaikan pentingnya segera dihentikan peperangan karena dampaknya terhadap kemanusiaan sangat luar biasa," kata Menlu Retno.

Dampak tersebut, lanjutnya, tidak hanya dirasakan di Ukraina saja, namun perang bakal berdampak terhadap pemulihan ekonomi global. Oleh karena itu Menlu Retno berharap kepada Menlu Lavrov agar perundingan damai yang saat ini berjalan dapat diteruskan dan mencapai hasil yang baik.

Baca juga : Rusia Tambah Sanksi Balasan Terhadap Uni Eropa

"Oleh karena itu diperlukan fleksibelitas agar negosiasi dapat membuahkan hasil yang baik dan semua pihak harus berupaya agar peramg segera berakhir dan situasi kemanusiaan tidak semakin memburuk," ujar Menlu Retno.

Sementara dengan Menlu Cina, keduanya ingin menghentikn perang. Menlu Retno mengatakan, betapa pentingnya kerja sama semua pihak termasuk dengan arti agar mendorong perang dapat segera diakhiri.

"Ini tidak lain sehingga krisis kemanusiaan tidak semakin memburuk," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement