Keutamaan Mengingat Allah SWT di Saat Ramadhan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 01 Apr 2022 06:34 WIB

 Keutamaan Mengingat Allah SWT di Saat Ramadhan. Foto:  Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi) Foto: republika Keutamaan Mengingat Allah SWT di Saat Ramadhan. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a mengatakan dalam kitabnya "Fadhilah Amal" seorang hamba yang mengingat Allah SWT Ramadhan akan mendapat ampunan dosa. Dalil ini berdasarkan dari Sayyidina Umar Radhiyallahu 'anhu, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.

"Barangsiapa mengingat Allah Subhaanahu wata'ala pada bulan Ramadhan, maka Allah Subhaanahu wata'ala akan mengampuni dosanya dan Allah Subhaanahu wata'ala tidak menolak doa orang yang berdoa." 

Baca Juga

Di dalam Kitab At-Targhib, Sayyidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa setiap malam bulan Ramadhan penyeru dari langit berseru, “Wahai pencari kebaikan, mendekatlah dan tingkatkanlah amal shalihmu. Wahai pencari kemaksiatan, berhentilah (dari kemaksiatan) dan bukalah matamu." 

Lalu, malaikat itu berseru, “Adakah orang yang mencari maghfirah agar dosa-dosanya diampuni? Adakah orang yang bertaubat agar taubatnya diterima? Adakah orang yang berdoa agar doanya dikabulkan? Adakah orang yang meminta, agar hajatnya ditunaikan?”

Selepas semuanya ini, ada beberapa parkara yang perlu diperhatikan, yaitu untuk diterimanya sebuah doa ada beberapa syarat. Apabila persyaratan itu tidak terpenuhi, biasanya doa itu akan tertolak. Di antara penyebab tertolaknya doa ialah makanan yang haram. Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Banyak orang yang dalam kesulitan mengangkat tangannya ke langit, mereka berdoa dan menangis, 'Ya Rabb,ya Rabb!', tetapi makanannya hara merekmannya haram, pakaiannya haram, maka dalam keadaan seperti itu, bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”

Para ahli sejarah menulis, bahwa di Kota Kufah ada sekelompok orang yang doa-doanya selalu dikabulkan. Apabila ada pejabat yang zalim menguasai mereka, mereka akan mendoakan keburukan untuk pejabat itu, sehingga ia binasa. Ketika Haijaj, yang terkenal dengan kezhalimannya, menjadi penguasa di sana, ia secara khusus mengundang kelompok orang tersebut dalam jamuan makan.

Selesai makan, Hajjaj berkata. "Kini aku telah terlindung dari doa-doa buruk mereka, karena makanan haram telah memasuki perut mereka." 

Masalah ini patut menjadi bahan renungan kita. Pada masa kini, rezeki yang halal mesti mendapat perhatian khusus, karena setiap saat riba direkayasa menjadi halal, para pegawai menganggap suap-menyuap sebagai kebaikan, demikian juga para pedagang, menganggap bahwa menipu dalam berdagang itu sesuatu yang baik.