Rabithah Alawiyah Ajak Anggotanya Ikuti Pemerintah Soal Awal Ramadhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah

Jumat 01 Apr 2022 22:32 WIB

Santri melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musyari melakukan rukyat. (ilustrasi). Rabithah Alawiyah menilai Ramadhan momentum perkuat ukhuwah Foto: Republika/Thoudy Badai Santri melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musyari melakukan rukyat. (ilustrasi). Rabithah Alawiyah menilai Ramadhan momentum perkuat ukhuwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – DPP Rabithah Alawiyah mengeluarkan pernyataan resmi terkait awal Ramadhan 1443 H.

Perhimpunan habib se-Indonesia ini memiliki sikap yang sejalan dengan hasil Isbat Kementerian Agama yang menentukan 1 Ramadhan bertepatan pada Ahad (3/4/2022). 

Baca Juga

Perwakilan Rabithah Alawiyah dalam Sidang Isbat, Habib Ahmad Mujtaba Bin Syihab, mengatakan dari hasil sidang Isbat menghasilkan kesimpulan bahwa hilal di Indonesia masih terlalu rendah.

Sehingga Rabithah menyepakati keputusan dalam sidang Isbat yang menyatakan awal Ramadhan jatuh pada  Ahad, juga karena di tiap-tiap titik rukyat yang lebih dari 101 titik tersebar di provinsi Indonesia semua menyatakan tidak melihat Hilal. 

"Sesuai dengan hasil sidang Isbat yang menunjukkan hilal masih terlalu rendah, dan tidak adanya yang melihat hilal di titik-titik yang telah di tentukan, maka Rabithah Alawiyah sepaham dengan hasil sidang yang memutuskan 1 Ramadhan bertepatan Ahad," ujar perwakilan Rabithah Alawiyah, Habib Ahmad Mujtaba Bin Syihab, Jumat (1/4/2022). 

Rabithah pun mengimbau kepada seluruh anggotanya agar menjadikan hasil sidang Isbat sebagai rujukan awal Ramadhan. Dia mengajak umat Islam menjadikan momentum Ramadhan untuk memperkuat tali persaudaraan. 

“Mari kita perkuat tali ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah, sebagai wujud syukur nikmat kita pada Allah yang memberi rahmat pada umat Muslim Indonesia yang pada tahun ini bisa kembali menjalankan ibadah Ramadhan secara berjamaah di masjid-masjid," ujar Habib Mujtaba. 

Pemerintah menetapkan awal Ramadhan 1443 H jatuh pada Ahad, 3 April 2022 M. Ketetapan ini disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas sebagai hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H. 

Sidang isbat ini digelar secara hybrid, dan diikuti perwakilan ormas Islam, duta besar negara sahabat, dan tim unifikasi kalender Hijriyah Kementerian Agama.  

Sebelum ditetapkan, Menag terlebih dahulu mendengar laporan dari Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib. 

Dilaporkan bahwa secara hisab, posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk, tepatnya ketinggian hilal pada posisi 1 derajat 6,78 menit sampai 2 derajat 10 menit.  

Namun demikian, berdasarkan laporan rukyat, tidak ada seorang pun yang menyampaikan telah melihat hilal. Tim Kemenag melakukan rukyatul hilal pada 101 titik pada 34 provinsi di seluruh Indonesia. 

"Dari 101 titik, semua melaporkan tidak melihat hilal. Berdasarkan hasil hisab dan laporan rukyatul hilal, secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022 Masehi," kata Menag di Jakarta, Jumat (1/4/2022). "Ini hasil sidang isbat yang baru selesai dan disepakati bersama," sambungnya.  

Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama No 324 tahun 2022 tentang Tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriyah/2022 Masehi. KMA ini ditandatangani Menteri Agama tertanggal 1 April 2022.  

Menag berharap umat Islam Indonesia dapat menjalankan puasa secara bersama meski ada perbedaan awal Ramadhan. Hal itu menurutnya bisa menjadi cermin kebersamaan umat Islam Indonesia. "Semoga ini bisa menjadi wujud kebersamaan kita sebagai sesama anak bangsa dalam menatap masa depan yang lebih baik," pesan Menag.