Senin 04 Apr 2022 07:55 WIB

Harga Minyak Naik, Toyota Proyeksi Ekspor Mobil Melonjak

Kenaikan ekspor itu ditopang permintaan yang kuat dari Kawasan Teluk, seperti Saudi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja sedang melakukan pengecekan kualitas mobil usai dirakit di Toyota Motor Manufacturing Indonesia di TMMIN, Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/11). PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia memproyeksikan ekspor mobil melonjak tahun ini, ditopang meningkatnya harga minyak di negara tujuan ekspor utama seperti Arab Saudi, sehingga permintaan mobil meningkat.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang melakukan pengecekan kualitas mobil usai dirakit di Toyota Motor Manufacturing Indonesia di TMMIN, Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/11). PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia memproyeksikan ekspor mobil melonjak tahun ini, ditopang meningkatnya harga minyak di negara tujuan ekspor utama seperti Arab Saudi, sehingga permintaan mobil meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia memproyeksikan ekspor mobil melonjak tahun ini, ditopang meningkatnya harga minyak di negara tujuan ekspor utama seperti Arab Saudi, sehingga permintaan mobil meningkat.

"Kami targetkan ekspor mobil Toyota naik sekitar 50 persen tahun ini," kata Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam pada diskusi terbatas di Jakarta, Ahad (3/4/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, kenaikan ekspor tersebut ditopang oleh permintaan yang kuat dari negara tujuan ekspor utama di negara-negara teluk, seperti Arab Saudi

yang mendapat berkah dari kenaikan harga minyak tahun ini. Selain itu, lanjut dia, juga dari negara tujuan ekspor lainnya yang perekonomiannya sudah mulai bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19, seperti Filipina dan negara-negara di Amerika Selatan.

"Perekonomian di negara-negara tersebut mulai bangkit. Selain itu sudah lama mereka tidak mengimpor dan membutuhkan mobil baru sebagai pengganti," kata Bob.

Ia memperkirakan pada 2022 ekspor mobil Toyota bakal menembus angka di atas 284 ribu unit atau naik sekitar 51 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai 188.800 unit. Diakuinya, kenaikan terutama ditopang oleh permintaan ekspor Toyota Veloz tahun lalu mengalami perubahan model. Lebih dari 50 persen ekspor Toyota bakal dikontribusi kendaraan serba guna kecil (LMPV) Veloz tersebut.

Selama Januari-Februari 2022 ekspor Toyota Indonesia telah mencapai lebih dari 44.000 unit atau naik 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan meningkat hingga 44 persen dibandingkan dengan pencapaian sebelum masa pandemi tahun 2019.

Pada periode dua bulan pertama 2022 ekspor mobil Toyota terdiri dari varian SUV (Sport Utilities Vehicle) yaitu Fortuner, Rush, dan Raize mencapai 22.300 unit, varian MPV yaitu Kijang Innova, Sienta, Avanza, Town/Lite Ace, dan Veloz mencapai 11.800 unit, serta varian sedan, hatchback, LCGC seperti Vios, Yaris, dan Agya mencapai 9.900 unit.

Bob optimistis pasar ekspor mobil kian membaik tahun ini. Apalagi kini ada pula negara tujuan ekspor baru yaitu Australia seiring dengan penerapan Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).

"Saat ini kontribusi ekspor Toyota mencapai sekitar 80 persen dari ekspor mobil secara nasional," ujarnya.

Setiap tahun industri otomotif Indonesia diharapkan mampu mengekspor sekitar 300 ribu unit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement