Senin 04 Apr 2022 08:25 WIB

Waspada Cuaca Ekstrem di Sleman pada Musim Pancaroba

Kabupaten Sleman termasuk area yang diperkirakan dilanda cuaca ekstrem.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Sebuah baliho berukuran besar roboh di simpang empat Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Rabu (12/1). Hujan lebat disertai angin kencang menjadi sebab baliho tersebut roboh dan menimpa tiang lampu lalu-lintas di sisi utara perempatan Condongcatur. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Sebuah baliho berukuran besar roboh di simpang empat Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Rabu (12/1). Hujan lebat disertai angin kencang menjadi sebab baliho tersebut roboh dan menimpa tiang lampu lalu-lintas di sisi utara perempatan Condongcatur. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Saat ini, seluruh wilayah DIY, termasuk Kabupaten Sleman, DIY, masuk periode musim peralihan (pancaroba) yang diperkirakan berlangsung antara Maret-Mei 2022. Maka, perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi musim ini.

Seperti hujan es, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat, yang mana kali ini disebut potensinya jauh lebih besar dari musim hujan kemarin. Terkait itu, Kabupaten Sleman termasuk area yang diperkirakan dilanda cuaca ekstrem.

Lokasi Sleman di lereng Gunung Merapi menjadikannya wilayah yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya awan konvektif seperti Cumulonimbus. Menimbulkan hujan disertai dengan angin kencang, bahkan dapat menimbulkan hujan lebat disertai es.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG, Warjono mengatakan, BMKG merilis peringatan dini terhadap cuaca ekstrim saat musim pancaroba. Hal ini dikarenakan pada musim tersebut, awan konvektif lebih banyak terjadi pada masa pancaroba.

Awan di kanan dan kiri Merapi bersifat ekstrim, tertiup angin dan masuki Sleman. Kondisi Sleman yang didominasi perkotaan yang suhunya lebih, tekanan udara lebih rendah, sebabkan awan konvektif masuk menimbulkan hujan beserta angin kencang.

"Sleman dan kota kondisi lebih hangat, sehingga tekanan udara lebih rendah, awan ini akan bergerak masuk ke Sleman membawa sifat hujan ditimbulkan awan konvektif berupa hujan lebat disertai angin kencang, bahkan bisa terjadi hujan es," kata Warjono.

Ada ciri-ciri seperti muncul awan yang menjulang tinggi sekitar jam 10 di barat. Perlu diwaspadai seperti penampakan, siang menjelang sore terjadi hujan lebat disertai angin kencang petir bahkan es karena memang pola pergerakan di Sleman.

Pada musim pancaroba ini angin akan bertiup kencang, ditambah dengan hujan lebat yang berdurasi pendek dan disertai angin serta petir. Terjadi paling lama dua jam, sedangkan, durasi angin yang bertiup bersama hujan sekitar 15 menit.

Dampak yang dibawa hujan berdurasi singkat tapi deras di Sleman berimbas kepada ketidakmampuan selokan atau irigasi untuk menampung debit air hujan. Hal ini yang kemudian menyebabkan munculnya genangan air walaupun sifatnya tidak lama.

"Ketika melihat ciri-ciri seperti itu umumnya cenderung akan membawa angin kencang, kemudian hujannya juga lebat walaupun tidak lama. Paling lama dua jam, tapi jarang sampai terjadi dua jam. Kalaupun ada angin paling 15 menit angin," ujar Warjono.

Prakiraan awal musim kemarau di DIY, termasuk di Sleman terjadi mulai Dasarian II April-Dasarian I Juni 2022. Sedangkan, prakiraan akhir musim kemarau di wilayah DIY terjadi mulai Dasarian II September-Dasarian III Oktober 2022.

Akhir musim kemarau Sleman terjadi mulai Dasarian I-III Oktober 2022. Selain hujan lebat, hujan es dan petir, cuaca ekstrim yang terjadi dan dapat dirasakan banjir, angin kencang, dan puting beliung menyebabkan pohon dan baliho tumbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement