Selasa 05 Apr 2022 00:44 WIB

Mahasiswa 'Segel' Terminal BBM Tasikmalaya, Tolak Kenaikan Pertamax

Kenaikan pertamaz sama sekali tidak membawa dampak baik kepada masyarakat. 

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
 Sejumlah mahasiswa melakukan aksi di Terminal BBM Tasikmalaya, Jalan Garuda, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (4/4/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi di Terminal BBM Tasikmalaya, Jalan Garuda, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (4/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Tasikmalaya menggelar aksi demonstrasi di depan Terminal BBM Tasikmalaya, Jalan Garuda, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (4/4/2022). Aksi itu dilakukan untuk menolak kenaikan harga BBM jensi Pertamax.

Koordinator lapangan aksi tersebut, Muhammad Zatriana Ilham, mengatakan, pihaknya mewakili masyarakat menolak keras kenaikan harga BBM Pertamax. Dia menilai, kenaikan itu sama sekali tidak membawa dampak baik kepada masyarakat. "Pemerintah harus mencabut kenaikan tersebut," kata dia dalam aksi tersebut.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga memasang spanduk bertuliskan "Depot Ini Disegel Mahasiswa Tasik" di depan pintu gerban Terminal BBM Tasikmalaya. Pemasangan spanduk itu bertujuan untuk menyegel operasional di tempat itu.

"Kami menyegel tenpat ini. Tidak boleh ada operasional di sini, sampai harga Pertamax kembali diturunkan," kata Zatriana.

Menurut dia, kenaikan harga BBM sangat memberatkan masyarakat ketika harga kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan. Dengan naiknya harga Pertamax, masyarakat akan makin banyak yang menggunakan Pertalite. Sementara, menurut dia, pasokan Pertalite makin berkurang.

Berdasarkan pantauan Republika, sempat terjadi ketegangan antara peserta aksi dengan aparat kepolisian. Ketika para peserta aksi hendak membakar ban, aparat kepolisian langsung memadamkan api dan mengambil ban bekas tersebut. Kendati demikian, tak ada aksi kekerasan dalam demo tersebut.

 

photo
Petugas Pertamina mengisi BBM ke dalam truk tangki untuk didistribusikan ke SPBU di terminal BBM Pertamina Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (2/7). - (ANTARA FOTO)

 

Pasokan pertalite masih aman

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) memastikan pasokan Pertalite aman. Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB Eko Kristiawan, mengatakan, pasokan Pertalite masih akan mencukupi hingga 17 hari ke depan untuk wilayah Priangan Timur (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran) dan Bandung Raya.

"Kami pastikan stok Pertalite mencukupi. Kami juga sudah berupaya melakukan build up stok di setiap SPBU di wilayah Priangan Timur dan Bandung Raya," kata Eko, melalui siaran pers, Ahad (3/4/2022).

Dia menambahkan, pihaknya akan selalu menjaga stok tersediaa sesuai dengan permintaan SPBU. Karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir dan membeli BBM sesuai kebutuhan, meski diakui saat ini kepadatan lalu lintas dan aktivitas masyarakat menjelang Ramadhan cukup tinggi sehingga animo masyarakat konsumsi BBM juga meningkat.

Menurut Eko, pihaknya berencana memperketat aturan penjualan Pertalite. Hal itu untuk menghindari penyelewengan karena maraknya pengecer, khusus pembelian Non Kendaraan wajib menggunakan surat rekomendasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Terkait dengan harga jual, ia menegaskan, saat ini Pertalite masih dihargai Rp 7.650 per liter. "Sepertinya ada juga yang menyangka Pertalite mengalami perubahan harga. Kami sampaikan bahwasanya harga Pertalite tidak berubah. Masyarakat jangan panik dan membeli BBM sesuai kebutuhan," pungkas Eko.

Harga Pertamax sebelumnya telah mengalami kenaikan yang berlaku per 1 April 2022 mulai pukul 00.00 waktu setempat. Pertamax disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor/PBBKB 5 persen), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Kamis (31/3/2022). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement