Selasa 05 Apr 2022 11:13 WIB

Lelucon April Mop Singgung Raja Thailand Berujung Laporan Polisi

Lelucon April Mop Thai Vietjet mentweet meluncurkan rute Provinsi Nan dan Munich

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun (tengah) dan Ratu Thailand Suthida (kanan)
Foto: EPA-EFE/NARONG SANGNAK
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun (tengah) dan Ratu Thailand Suthida (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Lelucon April Mop yang ditulis oleh maskapai penerbangan Thai Vietjet berujung tuntutan pidana. Seorang pengacara aktivis pro-kerajaan mengajukan pengaduan ke polisi dengan tuduhan bahwa kicauan di Twitter oleh maskapai tersebut menghina Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Polisi akan memutuskan nanti kemungkinan akan melanjutkan atau tidak kasus pidana di bawah undang-undang "lese majeste" terhadap staf maskapai yang memegang akun Twitter maskapai cabang dari Vietjet Aviation JSC. Peraturan tersebut memuat tentang pencemaran nama baik untuk anggota dan kerajaan dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.

Baca Juga

Akun resmi Thai Vietjet mentweet pada 1 April bahwa maskapai itu meluncurkan rute internasional baru antara provinsi Nan di Thailand dan Munich di Jerman. Kicauan ini justru memicu kemarahan daring dan ancaman boikot di kalangan ultra-royalis.

Kicauan yang menyinggung itu kemudian dihapus dan maskapai meminta maaf pada hari berikutnya. Dalam sebuah pernyataan mengatakan, manajemen senior tidak mengetahui tentang tulisan yang mengiklankan rute penerbangan antara provinsi di Thailand dan kota di Eropa, sehingga menyebabkan banyak reaksi publik.

Tweet itu tidak secara langsung menyebutkan Raja Vajiralongkorn yang memiliki rumah di Jerman. Hunian ini tempat dia menghabiskan waktu bersama Permaisuri Kerajaan Sineenat Wongvajiraphakdi, yang lahir di provinsi Nan. Raja Thailand itu memberikan Sineenat gelar permaisuri tak lama setelah penobatannya pada 2019.

CEO Vietjet Woranate Laprabang menanggapi kemarahan royalis dengan mengatakan staf yang bertanggung jawab telah ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan. "Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Thailand sekali lagi atas insiden seperti itu," katanya.

Tapi, tindakan itu dirasa tidak cukup bagi pendukung kerajaan, pengacara dan aktivis Srisuwan Janya mengajukan pengaduan polisi tentang penghinaan kerajaan dan kejahatan komputer pada Senin (4/4/2022). Dia mengatakan dalam sebuah posting Facebook, bahwa tweet itu menunjukkan niat untuk menyinggung dan permintaan maaf tidak cukup.

Srisuwan terkenal di Thailand sebagai pelapor pengaduan yang produktif ke polisi. Dia telah menghitung lebih dari 1.000 pengajuan termasuk untuk penipuan konsumen, penipuan, dan masalah lingkungan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement