Selasa 05 Apr 2022 17:53 WIB

Peneliti Indef Sebut Masih Banyak UMKM tak Mau ke Bank

Hal itu karena, tidak bertemunya supply dari lembaga keuangan dan demand dari UMKM.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja membuat makanan dim sum berbagai rasa di UMKM rumahan kuliner dimsum Bunda Imoet Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (5/4/2022). Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, banyak UMKM tak mau ke bank.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pekerja membuat makanan dim sum berbagai rasa di UMKM rumahan kuliner dimsum Bunda Imoet Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (5/4/2022). Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, banyak UMKM tak mau ke bank.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti menjelaskan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menghadapi masalah pembiayaan. Hal itu karena, tidak bertemunya supply dan demand.

"Dalam hal supply, lembaga keuangan menghadapi asymmetric information seperti high risk, low return. Sementara demand, UMKM tidak mengajukan kredit," ujar Fauziah dalam webinar, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, masih banyak UMKM tidak mau ke bank. Padahal UMKM menyumbang 61 persen perekonomian Indonesia.

Saat ini, kata dia, pemerintah aktif menggenjot industri halal. Jadi harapan ke depannya, semakin terkoneksi antara UMKM dengan industri halal.

Fauziah menyebutkan, secara statistik UMKM bersaing. Terutama bisnis makanan yang paling mudah.

Data Global Islamic Economy Indicator menyebutkan, secara keseluruhan keuangan syariah di Indonesia pada 2021 bertahan di posisi 4 sama seperti 2020. Sementara bisnis makanan halal naik ke posisi 2 dari sebelumnya di posisi 4.

Dirinya melanjutkan, uang yang beredar di industri halal melimpah. Hanya saja, seberapa banyak keuangan syariah ambil peran.

"Belum ada basis data komponen UMKM yang main di sini seberapa besar uang-uang di lembaga keuangan. Belum ada deteksi," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement