Selasa 05 Apr 2022 19:36 WIB

Wali Kota Kyiv ke Politikus Eropa: Setop Semua Hubungan dengan Rusia

Klitschko menilai setiap duit dari dan untuk Rusia adalah 'uang berdarah'.

 Vitali Klitschko, Walikota Kyiv dan mantan juara kelas berat, kiri, mengunjungi pos pemeriksaan di Kyiv, Ukraina, Ahad, 6 Maret 2022. Pada hari ke-11 perang Rusia di Ukraina, pasukan Rusia menembaki kota-kota yang dikepung, dan tampaknya upaya kedua untuk evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang terkepung telah gagal karena kekerasan yang terus berlanjut.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Vitali Klitschko, Walikota Kyiv dan mantan juara kelas berat, kiri, mengunjungi pos pemeriksaan di Kyiv, Ukraina, Ahad, 6 Maret 2022. Pada hari ke-11 perang Rusia di Ukraina, pasukan Rusia menembaki kota-kota yang dikepung, dan tampaknya upaya kedua untuk evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang terkepung telah gagal karena kekerasan yang terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko meminta politikus Eropa untuk memutus semua hubungan komersial dengan Moskow. Ia mengatakan semua pembayaran yang diperoleh Rusia adalah "uang berdarah" sekaligus pengisi bahan bakar tentara mereka.

"Setiap euro, setiap sen yang Anda terima dari Rusia atau yang Anda berikan kepada Rusia memiliki darah, itu uang darah dan darah dari uang ini adalah darah Ukraina, darah dari rakyat Ukraina," kata Vitali Klitschko melalui tautan video di konferensi wali kota di Jenewa, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Dalam pidato yang sama, ia menggambarkan terjadinya "genosida Ukraina" setelah mengunjungi kota satelit Kyiv, Bucha pekan ini. Klitschko mendeskripsikan bahwa ia melihat warga sipil tewas, termasuk seorang wanita renta.

Ia juga melihat sebuah mobil dengan bendera berwarna putih dan tulisan "anak" di bagian luar bekas tembakan dan ditemukan darah di dalamnya.

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Ukraina Vasily Alekseevih membantah kabar bahwa negaranya telah melakukan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina. Hal itu ditegaskan saat menggelar konferensi pers pada Senin (5/4/2022).

Ia pun mengungkapkan sejumlah bukti yang menguatkan klaim Moskow tersebut. Pertama, klaim Nebenzya, pakar yang menganalisis video itu menggambarkan bahwa jasad di jalanan kota Bucha dan lokasi pembunuhan telah dipalsukan. Mereka yang terbaring di jalan menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. "Ini jelas merupakan tahap awal pembusukan (buat Rusia)," ujarnya seperti dilansir ABC News.

Menurut Nebenzya, hari-hari ketika pasukan Rusia menarik diri, tidak ada jasad-jasad itu. Untuk mendukung klaimnya, Nebenzya memutarkan video saat pasukan Rusia menarik diri dari kota tersebut. Di rekaman itu ia menekankan tidak ditemukan korban di jalanan.

Ia juga menyebut militer Ukraina mewawancarai orang dari berbegai lokasi berbeda di seluruh Bucha, dan tak disebut pembantaian warga sipil.  "Sekarang kelompok nasionalis punya dalih untuk melakukan pembantaian sesungguhnya," ujarnya yang mengeklaim Ukraina akan menggunakan Bucha sebagai operasi 'false flag'.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement