Rabu 06 Apr 2022 13:49 WIB

Negara Donor Gelontorkan 659 Juta Euro untuk Moldova

Moldova tampung lebih dari 100 ribu pengungsi Ukraina di tengah lonjakan harga energi

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pendonor internasional dan Eropa menambah bantuan untuk Moldova sebesar 659,5 juta euro atau 718,6 juta dolar AS. Moldova menampung pengungsi Ukraina.
Foto: AP/Czarek Sokolowski
Pendonor internasional dan Eropa menambah bantuan untuk Moldova sebesar 659,5 juta euro atau 718,6 juta dolar AS. Moldova menampung pengungsi Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pendonor internasional dan Eropa menambah bantuan untuk Moldova sebesar 659,5 juta euro atau 718,6 juta dolar AS. Negara termiskin di Eropa itu menampung lebih dari 100 ribu pengungsi Ukraina di tengah lonjakan harga energi.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Jerman akan bekerja untuk membantu Moldova membebaskan diri dari ketergantungannya pada pasokan energi Rusia. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pendonor Moldova di Berlin.

Baca Juga

Dengan populasi kurang dari 3 juta jiwa, Moldova menampung paling banyak pengungsi Ukraina yang menyelamatkan diri dari invasi Rusia dibandingkan negara-negara lain.

"Hari ini kami sepakat untuk membantu Moldova dengan pinjaman, bantuan anggaran dan bantuan finansial lainnya senilai 659,5 juta euro," kata Baerbock dalam konferensi pers bersama dengan menteri luar negeri Prancis dan Rumania, Rabu (6/4/2022).

Seperti Ukraina, Moldova juga merupakan bekas wilayah Uni Soviet. Beberapa wilayahnya diduduki separatis yang didukung Moskow.

Walaupun memiliki hubungan sejarah dan bahasa yang kuat dengan negara anggota Uni Eropa, Romania tapi Moldova sangat mengandalkan perusahaan Rusia, Gazprom untuk kebutuhan gasnya. Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita meminta bantuan untuk mendiversifikasi pasokan energi negaranya meski mereka sedang menangani pengungsi.

"Sejak awal perang, sudah 400 ribu pengungsi menyeberang ke perbatasan Moldova dan 100 ribu diantaranya memutuskan tinggal, hampir setengah diantaranya anak-anak, mereka populasi rentan," kata Gavrilita pada pendonor dalam konferensi yang dihadiri menteri luar negeri Rumania, Prancis, dan Uni Eropa.

Ia mengatakan jaringan listrik Moldova harus disambungkan dengan Uni Eropa lewat perbatasan Romania untuk mendorong independensi energi. Ia juga meminta Uni Eropa mencabut larangan menjual produk pertanian.

Gavrilita mengatakan Rusia, Belarusia, dan Ukraina menyumbang 15 persen perdagangan luar negeri Moldova sebelum perang. "Moldova negara tetangga Ukraina yang paling rentan, hari ini Moldova membutuhkan teman baik dan mitra yang dapat diandalkan," katanya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement