Rabu 06 Apr 2022 16:12 WIB

Inggris Sebut Sanksi Sebabkan Ekonomi Rusia Kembali ke Era Soviet

Sanksi ekonomi terhadap Moskow masih bakal berlanjut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang berjalan melalui Red Square setelah matahari terbenam di Moskow, Rusia, pada 3 Maret 2019, dengan latar belakang St. Basil di kiri, dan Menara Spasskaya, kedua di kanan.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Orang-orang berjalan melalui Red Square setelah matahari terbenam di Moskow, Rusia, pada 3 Maret 2019, dengan latar belakang St. Basil di kiri, dan Menara Spasskaya, kedua di kanan.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA – Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan, sanksi terkoordinasi Barat terhadap Rusia telah mendorong perekonomian negara tersebut kembali ke era Uni Soviet. Dia pun mengisyaratkan bahwa sanksi ekonomi terhadap Moskow masih bakal berlanjut.

“Sejauh ini sanksi kami memiliki dampak yang melumpuhkan pada mereka yang memberi makan dan mendanai mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” kata Truss dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau di Warsawa, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, menurut Truss, Barat harus berbuat lebih banyak. Truss mengungkapkan, dia akan mendesak para negara mitra di G7 dan NATO untuk menerapkan sanksi lanjutan, yakni dengan melarang kapal-kapal Rusia bersandar di pelabuhan. Bank-bank Rusia pun harus dibidik.

Selain itu, yang tak kalah penting menurut Truss adalah menyetop impor minyak, batu bara, dan gas dari Rusia. “Satu-satunya cara untuk mengakhiri perang ini adalah agar Putin kalah di Ukraina,” ujarnya.

Truss berpendapat, sayap timur NATO harus diperkuat. “Kami menempatkan lebih banyak pasukan Inggris ke Polandia serta lebih luas di sayap timur. Karena kami perlu memperkuat sayap Timur NATO dan itulah yang akan kami bicarakan di pertemuan para menteri luar negeri NATO akhir pekan ini,” ucapnya.

Saat ini Rusia tengah menghadapi gelombang kecaman baru. Pasukan mereka dituduh menargetkan dan membantai warga sipil di kota-kota sekitar Kiev, terutama Bucha. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan mayat-mayat warga sipil bergelimpangan di jalanan kota Bucha.

Pasukan Rusia memang telah mundur dari daerah sekitar Kiev. Namun Moskow membantah pasukannya bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha dan daerah lainnya di sekitar Kiev. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement