Kamis 07 Apr 2022 10:45 WIB

Umrah Kembali Normal

Jamaah umrah pun terus meningkat termasuk dari Indonesia.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Subarkah
Umrah
Foto: Saudigazette
Umrah

REPUBLIKA.CO.ID, -- Umat Muslim dari berbagai negara terus berdatangan ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah seiring pelonggaran aturan yang diputuskan Kerajaan Arab Saudi terkait penanganan Covid-19 . Para jamaah yang telah lama rindu berumrah pun memadati setiap sudut kota Makkah dan Madinah khususnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Tak terkecuali jamaah umrah dari Indonesia yang secara bertahap juga terus berdatangan. 

Ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Asrorun Niam Sholeh yang tengah melaksanakan umrah di Tanah Suci menggambarkan tentang situasi pelaksanaan umrah pada awal Ramadhan. Ia mengatakan pelaksanaan shalat berjamaah di setiap masjid di Arab Saudi telah kembali normal dengan kapasitas maksimal. Jamaah boleh merapatkan shaf shalat kendati tetap ada imbauan untuk menggunakan masker. Sedang jamaah yang hendak beribadah dan berdoa di Raudhah, harus terlebih dulu melakukan pendaftaran melalui aplikasi dan mengantre saat memasuki Raudhah. 

Pada sore hari jamaah pun banyak yang mengikuti majelis taklim khususnya yang dilaksanakan di Masjid Nabawi. Ada juga jamaah yang berziarah ke Rasulullah SAW dan ke makam baqi. Sementara itu jamaah juga telah diperbolehkan berbuka puasa di dua Masjid Suci. Kiai Niam mengatakan jelang berbuka, panitia Ifthar Shaim di Masjid Nabawi menyiapkan sajian berbuka untuk sekitar satu juta Muslim.  Panitia menggelar sufrah (plastik tempat alas makan yang dihampar) untuk jamaah yang hendak mengikuti buka puasa bersama. 

"Buka puasa pertama di Masjid Nabawi, jamaah melaksanakan buka puasa bersama yang disediakan oleh takmir masjid dan para muhsinin. Saya juga bergabung buka bersama tanpa ngobrol. Imbauan boleh bukber tanpa ngobrol bisa dipraktikan di Masjid Nabawi," kata kiai Niam membagikan ceritanya berumah kepada Republika beberapa hari lalu. 

 

Pelaksana shalat tarawih pun berlangsung  normal dengan kapasitas maksimal. Seperti halnya di masjid Nabawi, para jamaah tarawih memenuhi masjid yang berkapasitas satu juta jamaah itu. Petugas pun bahkan mengarahkan sebagian jamaah  ke lantai atap dan halaman masjid Nabawi. Namun menurut kiai Niam pertokoan di Arab Saudi masih banyak yang tutup. Beberapa pemilik toko memilih membuka tokonya pada siang hari dan tutup pada dini hari. 

Sementara Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan para jamaah begitu antusias dalam mengikuti setiap pelaksanaan ibadah umrah. Termasuk juga jamaah umrah dari Indonesia yang datang semakin bertambah banyak ke Arab Saudi. Disisi lain, menurut Endang pelayanan yang diberikan oleh para penanggungjawab kedua masjid suci sangat baik dan efektif. 

"Ini sinyal baik haji, tentu kita semua berharap situasi ini menjadi faktor penentu para pemegang kebijakan dalam merencanakan kebijakan yang terkait dengan masalah haji," katanya.

Sementara itu Juru Bicara Layanan Haji dan Umrah Arab Saudi Hisyam Al-Saeed mengatakan  warga, penduduk, dan pengunjung yang datang dari luar Arab Saudi bisa mendapatkan izin umroh selama bulan suci Ramadhan. Izin umroh masih tersedia bagi orang-orang yang ingin memesan. Al-Saeed mencatat jumlah orang yang ingin melakukan umroh sangat besar, khususnya setelah pengumuman Raja Salman mengizinkan penggunaan kapasitas penuh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pengumuman ini muncul setelah mencabut aturan pencegahan dan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi.

"Kami siap untuk jumlah berapa pun," kata Hisyam Al-Saeed seperti dilansir Saudi Gazette. 

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat telah ada sebanyak  23 juta izin yang dikeluarkan sejak awal musim umroh dibuka. Sebanyak 56 negara telah mendapatkan layanan penerbitan izin umroh sebelum memasuki Arab Saudi hingga saat ini.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Prof. Hilman Latief mengatakan tim Kemenag beberapa waktu lalu telah berkunjung ke Arab Saudi untuk memantau langsung situasi Arab Saudi pasca pelonggaran aturan terkait penanganan Covid. Menurutnya situasi Arab Saudi sangat baik. Bahkan jamaah umrah tidak lagi diharuskan menunjukan tes PCR, menyerahkan bukti negatif Covid, bukti vaksin dan lainnya. Jamaah umrah pun terus meningkat termasuk dari Indonesia.

Meski demikian menurut Hilman jamaah umrah masih disarankan untuk menggunakan masker terutama saat memasuki Masjid. Hilman juga mengungkapkan bahwa sinyal dibukanya kembali ibadah haji semakin kuat menteri agama berkunjung ke Arab Saudi bulan lalu.

"Tentu ini sinyal yang baik buat kita bahwa setelah pak menteri diundang secara khusus oleh kementerian urusan haji dan umrah Saudi sekitar 20-21 Maret dan disampaikan bahwa saudi akan membuka jamaah haji dari luar itu semakin kuat sinyalnya," katanya.

Dia mengungkapkan pemerintah Arab Saudi juga masih berhati-hati untuk menentukan kuota jamaah haji tahun ini. Terlebih menurut Hilman hal ini salah satunya didasari dengan pertimbangan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang belum kembali maksimal. Hilaman mengatakan banyak tenaga kerja asing yang bekerja di sektor-sektor strategis pelayanan haji dan umroh belum kembali ke Saudi. Tetapi Kemeng telah melakukan berbagai persiapan jika Arab Saudi memberikan kuota full atau pun 50 persen pada Indonesia.

"Arab Saudi masih ingin melihat dulu bagaimana situasi Ramadhan ini. Karena puncaknya umroh ini terjadi Ramadhan. Ini menjadi catatan dan data. Mudah-mudahan dalam waktu dekat Kerajaan Arab Saudi segera mengambil keputusan, dan negara Muslim termasuk Indonesia yang jumlah jamaahnya banyak bisa betul-betul kita persiapkan," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement