Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lulu Nugroho

Dari Malioboro ke Times Square

Eduaksi | Saturday, 09 Apr 2022, 11:51 WIB

Oleh Lulu Nugroho

Ratusan muslim membaca Surat Yasin di Malioboro pada Sabtu (26/3/2022). Badan Wakaf, Real Masjid dan beberapa kelompok muslim yang telah menginisiasi kegiatan ini, berhasil memercik rasa haru bagi siapapun yang melihatnya.

Para pejalan kaki yang melintas serta beberapa pengendara, bahkan menepi sejenak menikmati suasana yang tak biasa. Netizen yang menyaksikan melalui media pun merasakan hal yang sama di hari-hari menjelang Ramadan 1443 Hijriyah.

Sesaat udara terasa sejuk tatkala lantunan ayat suci yang dibacakan bersamaan di satu waktu. Tampak betapa manusia mudah sekali tersentuh dengan segala hal yang datangnya dari Allah. Inilah salah satu bukti bahwa Alquran memang mujizat yang mampu melemahkan siapapun yang mendengarnya.

Sebagaimana pernah terjadi pada trio petinggi Quraisy yakni Abu Jahal bin Hisyam, Abu Sufyan bin Harb, dan Al-Akhnas bin Syariq yang diam-diam mendengarkan bacaan Alquran dari lisan Rasulullah shollallaahu alaihi wassalam. Ketiganya tidak saling tahu, datang di waktu yang berbeda, untuk menikmati keindahan ayat-ayat Allah tersebut.

Sejak tengah malam hingga dini hari, mereka bertahan sembunyi, dan baru kembali ke rumah masing-masing jelang subuh. Di jalan saat berpapasan, mereka saling mengancam agar tidak mengulangi perbuatannya tadi. Namun esoknya, mereka melakukan hal yang sama. Bagaikan magnet, Alquran memukau ketiga elite Quraisy itu hingga terpaku ingin terus mendengarnya lagi dan lagi.

Alquran memang memiliki struktur tata bahasa, susunan kalimat dan makna yang indah. Bahkan lebih dari itu, Alquran pun memiliki kekuatan dalam mengatur kehidupan umat. Sebab Allah sang pemilik langit dan bumi beserta isinya, adalah yang paling layak menunjukkan kedigdayaannya menggenggam kehidupan makhluknya.

Maka sejatinya, membumikan Alquran adalah dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mendengarnya saja sudah meluruhkan kalbu, apatah lagi jika seluruh hukum-Nya dijadikan sebagai landasan pemikiran dan kepemimpinan berpikir manusia

Seorang hamba sejatinya tak bisa lepas dari Rabnya. Manusia akan selalu berusaha mendekati Allah karena ketidakberdayaannya mengelola seluruh hidupnya. Bersandar pada Allah tidak melemahkan manusia, justru sebaliknya akan menjadikan umat mulia.

Hingga tak lama setelahnya, pada Sabtu 2/4/2022) di salah satu sudut belahan dunia lainnya yakni Times Square, New York, ratusan bahkan ada yang menyebut ribuan, gelaran salat tarawih. Matsalul jasaadi, umat semisal satu tubuh, akan senantiasa berusaha menarik saudaranya untuk saling berikatan dengan akidah.

Pemandangan yang luar biasa indahnya pun terjadi di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, tatkala melaksanakan salat tarawih pertama kali dalam kurun waktu 88 tahun. Bangunan ikonik yang sebelumnya hanya digunakan sebagai museum, kini kembali ke pangkuan Islam.

Pada Senin (4/4/29/2022) Tower of London pun tak ketinggalan membawa kabar gembira. Naz Legacy Foundation menyatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak 900 tahun, menara tersebut menjadi tempat buka puasa bersama.

Ramadan kali ini semakin berseri, satu persatu sisi Islam menunjukkan pesonanya. Sejalan dengan itu, aktivitas dakwah pun perlu disertai dengan menjelaskan berbagai pemikiran rusak di luar Islam. Jika tidak, serangan akan berbalik ke tubuh umat, dengan sematan label negatif.

Kelak tidak hanya perkara ibadah, tapi Islam akan tampil di seluruh lini dalam kancah kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, perlindungan perempuan, pengaturan kehidupan bermasyarakat dan lain sebagainya, tatkala Islam diterapkan secara kafah.

Inilah saat yang dinantikan, yang akan mengembalikan kemuliaan agama Allah dan mengangkat umat kembali pada posisi yang dijanjikan sebagai khoiru ummah.

Al islaamu ya'lu wa laa yu'la alaihi.

Ilustrasi Pinterest

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image