Senin 18 Apr 2022 07:53 WIB

Waspada, 5 Penyakit yang Bisa Dipicu Akibat Perubahan Iklim

Banyak virus yang tertidur bisa kembali bangun akibat perubahan iklim.

Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua pemangku kepentingan sedang berusaha keras mencegah perubahan iklim. Perubahan iklim bukan hanya memicu berbagai bencana, perubahan iklim juga ditengarai bisa menyebabkan krisis pangan hingga munculnya berbagai penyakit.

Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang bisa dipicu oleh perubahan iklim:

Baca Juga

Antraks

Agustus 2016, seorang anak meninggal dunia di Siberia akibat antraks. Sebanyak 20 warga didiagnosa terjangkit bakteri berbahaya itu. Antraks juga membunuh 2300 rusa di wilayah tersebut. Antraks berasal dari bangkai rusa yang mati 75 tahun lalu saat terakhir kali antraks menyebar disana. Bangkai yang selama ini membeku mencair akibat naiknya suhu dan mengaktifkan kembali bakteri yang ada di dalamnya.

Kolera

Menurut pakar penyakit menular Dr. David M. Morens, kolera ada berada dalam peringkat teratas di daftar penyakit yang harus diwaspadai karena perubahan iklim. Kolera mudah mewabah di suhu hangat. Jadi semakin hangat bumi, semakin berbahaya.

Zika dan Virus Nil Barat

Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa utama virus Zika. Para ilmuwan memperingatkan, dengan suhu yang terus meningkat dan sebanding dengan daerah tropis, nyamuk akan lebih luas jangkauan penyebarannya. Menurut hasil studi UCLA, hal yang sama akan terjadi dengan penyebaran virus Nil Barat yang dibawa oleh nyamuk Culex.

Penyakit Lyme

Jumlah penderita penyakit Lyme meningkat drastis. Sebanyak 11.700 kasus dilaporkan tahun 1995, dan di tahun 2013 jumlahnya 27.203. Penyakit bakterial ini menyebabkan kelelahan, demam, sakit sendi, ruam kulit dan komplikasi pada sistem saraf. Udara yang lebih hangat berarti telur caplak akan lebih cepat menetas, sehingga caplak punya kesempatan lebih besar untuk mencari manusia yang bisa diinfeksi.

Virus Tak Dikenal

Semakin banyak virus "kuno" yang terbangun dari tidurnya akibat pemanasan global. Sejak 2003 setidaknya ada 4 yang diketahui. Virus terakhir adalah Mollivirus sibericum, virus raksasa berumur 30.000 tahun yang hanya bisa menginfeksi organisme bersel tunggal, tidak manusia maupun hewan. Walau demikian, ilmuwan memperingatkan akan kemunculan virus-virus patogen baru. 

 

sumber: https://www.dw.com/id/kasus-alergi-daging-misterius-berkaitan-dengan-gigitan-kutu/a-61101934

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement