Senin 11 Apr 2022 08:45 WIB

Rusia Tunjuk Komandan Baru untuk Operasi di Ukraina

Rusia telah menunjuk seorang komandan baru untuk menjalankan operasi militer khusus.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang prajurit Ukraina berjalan di atas tank tentara Rusia yang ditinggalkan di Andriivka, Ukraina, 5 April 2022.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Seorang prajurit Ukraina berjalan di atas tank tentara Rusia yang ditinggalkan di Andriivka, Ukraina, 5 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah menunjuk seorang komandan baru untuk menjalankan operasi militer khusus di Ukraina. Rusia memfokuskan kembali upaya perangnya di wilayah Ukraina timur, setelah gagal mengamankan wilayah di sekitar Ibu Kota Kiev.

Menurut pejabat keamanan dan diplomat Barat yang mengetahui perubahan tersebut, Rusia menunjuk Komandan Distrik Militer Selatan, Jenderal Alexander Dvornikov, sebagai pemimpin pasukan Rusia di lapangan. Namun sejauh ini, Kremlin belum mengumumkan penunjukan tersebut.

Dvornikov (60 tahun), telah memegang beberapa posisi senior di militer Rusia, termasuk komandan Distrik Militer Timur Jauh. Dia mengawasi pasukan Moskow di Suriah pada 2015 dan 2016. Ketika itu, pasukan Rusia bertempur bersama pasukan pemerintah Suriah dalam konflik, di mana Presiden Bashar al-Assad dituduh menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.

Rusia sebagian besar telah menarik pasukannya dari utara, setelah menghadapi perlawanan sengit di luar Kiev.  Moskow juga kehilangan banyak tank dan pesawat karena serangan rudal oleh Ukraina.

Sekarang, Moskow fokus pada wilayah Donbas timur dan mengambil alih kota-kota di wilayah Laut Hitam, termasuk Mariupol, yang telah dikepung selama berminggu-minggu. Langkah ini akan memungkinkan Moskow untuk membuat jembatan darat antara Krimea, yang dianeksasi pada 2014, dan Rusia. Menurut Institute for the Study of War, Dvornikov sejauh ini bertanggung jawab atas operasi di selatan dan timur Ukraina.

"Kurangnya satu komandan keseluruhan, telah menghambat kerja sama pasukan Rusia," ujar pernyataan Institute for the Study of War, dalam sebuah laporan tertanggal 9 April, dilansir Bloomberg, Senin (11/4/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement