Senin 11 Apr 2022 10:37 WIB

Perlawanan Suku Pribumi Brasil Lewat Peragaan Busana

Peragaan busana diharapkan mengatasi stereotip kelompok pribumi Brasil

Red: Nur Aini
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Sebuah peragaan busana pribumi pertama yang diselenggarakan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, pada Sabtu (9/4) waktu setempat disebut sebagai upaya perlawanan atau cara mengatasi stereotip mengenai kelompok pribumi Brasil.

"Ini adalah bentuk perlawanan, cara untuk mengatasi stereotip," kata Reby Ferreira selaku penyelenggara acara kepada AFP, dikutip Senin (11/4/2022).

Baca Juga

Menurut Ferreira, banyak orang di Manaus merasa malu atau bahkan takut mengakui dirinya pribumi. Ia mengatakan peragaan busana ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan banyak orang dan menunjukkan budaya kepada semua orang melalui pakaian. Acara tersebut bagian dari Pameran Busana Pribumi Antarbudaya. Pertunjukan pada Sabtu (9/4) itu diadakan di Istana Rio Negro, sebuah bangunan awal abad ke-20 yang sekarang berfungsi sebagai pusat budaya.

"Saya merasa bahagia dan bangga. Kami sangat ingin menunjukkan bakat kami, dalam menjahit, dalam kerajinan. Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat adat juga bisa berhasil di bidang fesyen," kata Moan, seorang model berusia 19 tahun, kepada AFP.

Peragaan busana menghadirkan tiga puluh tujuh model, termasuk perempuan dan laki-laki, yang mewakili 15 kelompok pribumi Brasil. Sepanjang April, acara ini akan menampilkan kreasi 29 desainer pribumi.

Para desainer menggunakan elemen alami dalam karya mereka, termasuk gigi tombak dari hewan pekari atau babi hutan, buah guarana merah, biji acai, dan tempurung kelapa. Pola geometris yang tergambar di wajah atau bagian tubuh lainnya juga tampak dalam kain yang dikenakan para model. Saat pertunjukan berlangsung di atas panggung, seorang pembawa acara menyebutkan etnisitas masing-masing model serta menjelaskan simbolisme di balik pakaian dan aksesori yang mereka kenakan.

Dalam waktu yang bersamaan di lokasi lain, ribuan penduduk asli Brasil tengah berkumpul di ibu kota Brasilia untuk acara berkemah massal tahunan yang disebut Terra Livre (Free Land). Pertemuan itu merupakan aksi unjuk rasa untuk hak-hak adat dan protes terhadap pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro yang mendukung pembukaan cagar alam untuk perusahaan pertambangan dan pertanian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement