Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

KOPI, NGOPI: KAPAN PUN TETAP BERMANFAAT

Curhat | Monday, 11 Apr 2022, 08:03 WIB

Apa yang dilakukan saat bete atau ngantuk? Mengapa yang pertama terlintas, biasanya “ngopi dan ngopi?” Orang jadi berdebat tak penting tentang kopi-mengopi. Mitos apa fakta ya, kalau begitu?

sumber foto: https://www.google.com/search?q=free+unduh+gratis+ngopi&rlz

Banyak Manfaat Berarti Menyehatkan

Sejarah pengopi dari zaman ke zaman bukan surut, malah meningkat. Evolusi pun tampak. Dahulu, penikmat kopi di warung-warung kopi tradisional terbatas hanya bapak-bapak dan kakek-kakek. Itu lebih identik dengan dominasi kaum pria.

Bagaimana dengan masa kini? Pengopi tidak hanya dari kalangan pria, tetapi juga sudah merambah kepada kalangan wanita: baik remaja, orang dewasa maupun orang tua. Hal ini dapat dilihat dari maraknya fenomena kemunculan warung-warung kopi modern, atau yang akrab di telinga kita yang biasa disebut cafe.

Kini orang pergi ke warung kopi tidak hanya untuk sekedar mencicipi kopi khas warung kopi itu saja. Akan tetapi, untuk santai, kumpul dengan keluarga atau relasi bisnis.

Maka,tidak mengherankan apabila di berbagai kota banyak terdapat warung kopi dengan konsep yang berbeda dari warung kopi biasanya. Konsep yang lebih modern dilengkapi dengan nuansa anak muda masa kini merupakan ciri khas dari warung-warung kopi tersebut.

Perubahan warung kopi dari tradisional menjadi warung kopi modern (cafe) seperti yang ada saat ini terjadi bukan tanpa alasan. Salah satunya dalah demi kepuasan pelanggan.

Menurut Majalah Swasembada(1995), maraknya kemunculan cafe kopi modern saat ini, tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup kota besar yang menyuguhkan banyak kesenangan bagi para pencari hiburan dan menjadi tempat “nongkrong” favorit bagi kalangan anak muda di area kampus, pusat perbelanjaan dan perkantoran. Hadirnya inovasi baru dalam pembuatan dan pengemasan kopi menjadi salah satu alasan semakin banyaknya pecandu kopi di dunia ini.

Lukitaningsih dan Devi Juliani dalam penelitian bertajuk “Warung Kopi sebagai Ruang Publik dari Masa Ke Masa Di Kota Medan” membuktikan itu. Perkembangan jumlah warung kopi modern di kota Medan sejak tahun 2013 setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hingga tahun 2019 tercatat sedikitnya terdapat 282 warung kopi modern di kota Medan. Dewasa ini, warung kopi modern berkontribusi sebagai tempat bagi pengunjung untuk melakukan beberapa aktivitas, seperti tempat ngopi, tempat ngerjakan tugas, tempat rapat, tempat nongkrong, tempat acara perayaan, atau tempat untuk sekedar bertemu teman.

Sehat = Ngopi, Ngopi = Sehat

Orang yang sehat berpeluang minum kopi (ngopi). Oleh sebab itu, ungkapan sehat = ngopi dan ngopi = sehat, merupakan keniscayaan atau kenisbian. Sebab, mana ada orang sakit dan secara tegas dilarang dokter untuk tidak mengonsumsi kopi?

Situs Daily Mail pada Kamis, 23 November 2017 pun melangsir penelitian dari University of Southampton tentang kopi. Dengan minum tiga sampai empat cangkir kopi dalam sehari, dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 15 persen. Penelitian tersebut juga menyebutkan, dengan mengopi dapat menurunkan kemungkinan kematian dini sampai 17 persen.

Nah, bagaimana dengan bete dan ngantuk namun “harus” ngopi? Kebiasaan Mas Nakurat, mungkin sesuatu yang berbeda denganpengopi lainnya. Ini dikarenakan, tiap jelang tidur -justru- mesti minum kopi terlebih dahulu.

Perlu penelitian lebih mendalam. Ini bertujuan agar menangkal mitos, bahwa dengan mengopi malah bisa mengusir kantuk. Betul tiap orang berbeda dalam hal ini. Setidaknya, apayang dinyatakan dr. Aldo Fery, sahabat Mas Nakurat kopi memang bisa mencegah kantuk. Hanya saja efeknya terbatas waktu.

“Kopi mengandung zat yang disebut sebagai kafein. Kafein ini membantu kita untuk dapat terus terbangun dan menjadi sulit untuk tidur, tapi efeknya hanya 5 jam saja,” demikian penjelasan dr Aldo.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image