Rabu 13 Apr 2022 17:27 WIB

Kematian Semua Komandan AS tidak Dapat Balaskan Pembunuhan Soleimani

Militer AS membunuh Soleimani pada Januari 2020 saat berkunjung ke Irak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang anggota Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak di lokasi serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil pemimpin milisi Pasukan Mobilisasi Populer di jalan utama Bandara internasional Baghdad di Baghdad, Irak , 02 Januari 2021. Ratusan pendukung Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak berkumpul di lokasi serangan pesawat tak berawak AS pada peringatan pertama pembunuhan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan Qasem Soleimani, kepala Revolusi Islam Iran Pasukan Quds elit Korps Pengawal, dan delapan lainnya di bandara internasional Baghdad pada 03 Januari 2020.
Foto: EPA-EFE/MURTAJA LATEEF
Seorang anggota Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak di lokasi serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil pemimpin milisi Pasukan Mobilisasi Populer di jalan utama Bandara internasional Baghdad di Baghdad, Irak , 02 Januari 2021. Ratusan pendukung Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak berkumpul di lokasi serangan pesawat tak berawak AS pada peringatan pertama pembunuhan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan Qasem Soleimani, kepala Revolusi Islam Iran Pasukan Quds elit Korps Pengawal, dan delapan lainnya di bandara internasional Baghdad pada 03 Januari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jenderal Garda Revolusi Iran mengatakan membunuh seluruh pemimpin Amerika tidak cukup untuk membalas kematian komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani. Militer Amerika Serikat (AS) membunuh Soleimani pada Januari 2020 lalu saat berkunjung ke Irak.

Iran bersumpah akan ada "balas dendam" pada semua yang bertanggung jawab atas pembunuhannya. "Bila semua pemimpin Amerika masih tidak akan membalas darah Soleimani, kami harus menjalani jalan Soleimani dan membalasnya dengan metode lain," kata komandan pasukan lapangan Garda Revolusi Iran Mohammad Pakpour.

Baca Juga

Soleimani merupakan komandan militer Iran paling berpengaruh yang memimpin operasi Teheran di seluruh Timur Tengah. Ia tewas dibunuh di bandara Baghdad dalam serangan yang diperintahkan mantan Presiden Donald Trump.

Pernyataan Pakpour disampaikan saat Iran dan kekuatan negara lainnya berusaha mengatasi kebuntuan perundingan untuk mengaktifkan kembali perjanjian nuklir 2015.

Salah satu masalah yang belum terselesaikan adalah apakah Washington akan menghapus Garda Revolusi dari daftar Organisasi Teroris Asing (FTO) AS. Permintaan Teheran agar perjanjian dapat diaktifkan kembali.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement