Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Guru Belajar

Imam Ghazali: Ada Tiga Tingkatan Puasa

Agama | Sunday, 17 Apr 2022, 20:42 WIB
sumber gambar: Rapublika.co.id

Minggu yang lalu, saat perjalanan pulang kerja melihat ada penjual buah-buahan yang memajang tulisan harga jeruk di bagian depan. Bunyi tulisan itu “Harga jeruk 10.000, jelas murah!”

Merasa penasaran dengan iklan itu kemudian saya berhenti dam mampir di toko buah tersebut. Saya berusaha melihat-lihat dan mengamati dengan cermat dari berbagai golongan jeruk yang dijual. Sekilas saja langsung terlihat ada tiga macam golongan jeruk. Langsung saja saya tanyakan kepada penjualnya. “Ini jeruk apa mbak, manis tidak ya, harganya berapa?”

Si penjual dengan ramahnya menjawab, “Ini jeruk Aceh, harganya perkilo Rp 15.000, kalau yang ini 23.000, sedangkan yang ini 26.000,” jawab penjual sambil menunjuk setiap golongan. “tetapi semuanya manis,” kata penjual.

“Lho bukannya 10.000?” tanya saya.” yang ini belum boleh,” jawabnya.

Saya melanjutkan melihat-lihat, mulai dari jeruk harga Rp 15.000, golongan pada kotak pertama kemudian ke golongan kedua dengan harga Rp 23.000. dan juga golongan ketiga dengan harga RP 26.000. saya perhatikan apa sebenarnya yang membedakan. “Kata penjual semua manis, tetapi mengapa harganya beda, ya?” pikirku. Karena penasaran maka saya tanyakan saja kepada penjualnya. “Mbak apa bedanya ya, golongan satu, dua, dan tiga itu?” tanyaku.

Penjualnya seorang Mbak setengah baya tampaknya agak bingung juga, mau jawab apa, mungkin ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan, entah karena sudah lama, atau karena kurang manis atau alasan lainnya, saya sendiri juga tidak tahu. Ia meninggalkan saya karena sambil melayani pembeli lainnya.

Karena masih penasaran, saya amati lagi dengan lebih teliti agar dapat memperoleh data yang lebih akurat. Dua atau tiga menit saya memandangi jeruk itu, pindah dari golongan pertama, kedua dan ketiga. Bahkan saya bolak-balik dari ketiga, kedua, kesatu. Wal hasil saya menemukan bahwa jeruk golongan ketiga dengan harga RP26.000, warna kulitnya terlihat mengkilap, halus, segar terbayang jeruk yang berkualitas bagus. Sedangkan golongan kedua dengan harga Rp23.000 warna kulitnya terlhat kurang mengkilap, kurang segar dan sedikit layu tetapi sepintas masih tampak halus dibanding dengan jeruk golongan pertama. Sedangkan jeruk golongan pertama dengan harga Rp15.000 kulitnya terlihat layu, sudah tidak mengkilap lagi, mungkin ini yang kualitas biasa saja.

Setelah menemukan data tersebut, rasanya saya ingin membeli yang golongan ketiga dengan harga Rp26.000 yang terlihat kualitas bagus. Tetapi karena berbagai pertimbangan terutama karena kemampuan ekonomi mulai menurun akibat kenaikan harga minyak goreng maka saya menetapkan pilihan pada golongan kedua dengan harga RP23.000, dengan pertimbangan memilih harga yang sedang saja agar tetap bisa membeli minyak goreng yang masih mahal.

Setelah proses jual beli saya segera melanjutkan prjalanan pulang. Sambil menahan lapar dan dahaga, sepanjang perjalanan saya masih kepikiran tiga gologan jeruk tersebut. Ternyata tiga golongan jeruk itu mengingatkan pendapat Imam Ghazali tentang tingkatan orang berpuasa. Disebutkan dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin ada tiga tingkatan orang berpuasa. Yaitu puasa Umum, puasa khusus dan puasa khususil khusus.

Pertama, Kelompok puasa umum yaitu kelompok orang yang melaksanakan puasa sekadar sekadar untuk memenuhi persyaratan ibadah puasa yaitu menahan lapar, dahaga dan menahan nafsu syahwat saja. Kelompok puasa seperti ini dikatakan sebagai tingkatan puasa yang paling rendah.

Kedua puasa khusus.Kelompok orang yang berpuasa ini tidak hanya sekadar menahan diri dari makan, minum dan nafsu syahwat saja. Melainkan juga menahan semua anggota tubuh mereka (pendengaran, penglihatan, ucapan, hingga gerak tangan dan kaki) agar tidak melakukan dosa dan maksiat.

Ketiga puasa khususil khusus, puasa istimewa yaitu puasa para Nabi, shiddiqin, muqarrabin dan orang-orang salih para kekasih Allah SWT. Kelompok puasa ini, tidak saja menahan makan, minum, nafsu, indera saja tetapi hati juga berpuasa dari segala cita-cita hina, mampu meninggalkan urusan duniawi, tetapi hanya fokus kepada Allah Subhanabu wa Ta’ala. Mereka fokus bahwa ibadah puasa yang dilakukan hanya semata-mata mengharap ridha Allah SWT sehingga puasa lemlompok ini masuk katagori tingkatan paling istimewa. Selanjutnya, kita termasuk kelompok yang mana?.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image