Selasa 19 Apr 2022 11:25 WIB

Erick Thohir: Pembangunan Infrastruktur Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Erick Thohir meminta pembangunan infrastruktur memiliki dampak yang jelas

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong BUMN melakukan pembangunan infrastruktur. Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, BUMN memiliki peranan penting dalam menumbuhkan perekonomian nasional.
Foto: PLN
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong BUMN melakukan pembangunan infrastruktur. Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, BUMN memiliki peranan penting dalam menumbuhkan perekonomian nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong BUMN melakukan pembangunan infrastruktur. Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, BUMN memiliki peranan penting dalam menumbuhkan perekonomian nasional.

"Kami menekankan kembali bahwa pembangunan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Erick dalam State Owned Enterprises (SOE) Investor Roundtable: Waskita Karya di Jakarta, Senin (18/4).

Erick meminta setiap pembangunan infrastruktur harus memiliki dampak yang jelas. Erick menilai infrastruktur BUMN sudah seharusnya menjadi pendorong dalam setiap pertumbuhan ekonomi negara.

"Seperti transformasi BUMN, yang tidak hanya punya dampak ke BUMNnya, tetapi juga pada perekonomian nasional. Saya mengapresiasi transformasi Waskita Karya yang on track, terus meningkatkan IRR dan investasi strategis," ucap Erick.

Sebelumnya, Erick juga mengapresiasi investasi strategis dalam skema pembiayaan investasi melalui Indonesia Investment Authority (INA) kepada Waskita Karya. Erick menyampaikan tingkat utang negara-negara di Asia Tenggara sangat tinggi, seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 67 persen dari PDB. Sementara Indonesia berada di angka 47 persen dari PDB dan diprediksi tumbuh hingga 53 persen.

"Terkadang semua ketakutan utang, kalau utang produktif itu baik, tetapi tidak boleh jor-joran utang. Yang kita concern itu kalau utang untuk koruptif," ujar Erick dalam seminar Membangun Aglomerasi Sumbagsel Jilid II bertajuk "Komitmen Dulur Kito untuk Konektivitas Sumbagsel" di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (16/4).

Hal ini, lanjut Erick, yang menjadi dasar bagi INA dan sejumlah kementerian untuk mengubah cara pandang pembiayaan dengan tidak lagi bersandar kepada utang, melainkan investasi. Erick mencontohkan pembiayaan jalan tol kini tidak lagi berdasarkan utang, melainkan investasi sebagai upaya pemerintah dalam menekan tingkat utang. Erick mengapresiasi transaksi investasi INA untuk jalan tol Sumatera dan Jawa sebesar Rp 39 triliun kepada dua BUMN yakni Hutama Karya dan Waskita Karya.

"Kita harapkan dengan kesehatan keuangan Hutama Karya dan Waskita, bisa meneruskan lagi program jalan tol lain di Sumatera. Kalau terus utang, berat sekali. Dengan adanya solusi ini mudah-mudahan jalan tol bisa dikembangkan lagi. Ini solusi pembiayaan baru," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement