Rabu 20 Apr 2022 09:29 WIB

AS Minta Status Quo Situs Suci di Yerusalem Dihormati

Penting memulai kembali pembicaraan Israel-Palestina guna mengakhiri kekerasan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meminta para pihak menghormati status quo tempat-tempat suci di Yerusalem.
Foto: AP/Jacquelyn Martin
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meminta para pihak menghormati status quo tempat-tempat suci di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meminta para pihak menghormati status quo tempat-tempat suci di Yerusalem. Hal itu disampaikan saat situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa memanas akibat aksi penggerudukan pasukan Israel.

“Menteri Blinken menekankan pentingnya menegakkan status quo bersejarah di Haram al-Sharif/Temple Mount, dan penghargaan atas peran khusus Kerajaan Hashemite Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem,” kata Departemen Luar Negeri AS saat merilis keterangan tentang percakapan via telepon antara Blinken dan Menlu Yordania Ayman Safadi, Selasa (19/4), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Blinken dan Safadi juga membahas tentang pentingnya memulai kembali pembicaraan Israel-Palestina guna mengakhiri kekerasan serta menahan diri dari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan. “Menteri (Blinken) menegaskan kembali komitmen AS terhadap stabilitas di kawasan dan dukungan untuk solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina,” kata Departemen Luar Negeri AS.

Pada Senin (18/4/2022) lalu, Yordania telah memanggil kuasa usaha Israel untuk negara tersebut. Amman menyampaikan protes atas pelanggaran provokatif Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa. “(Kementerian Luar Negeri) memanggil kuasa usaha Kedutaan Israel di Amman untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran tidak sah dan provokatif Israel di Masjid Al-Aqsa yang diberkati,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Yordania dalam sebuah pernyataan.

Kemenlu Yordania mengungkapkan, kuasa usaha terkait diberi tahu tentang pesan protes yang bakal segera disampaikan kepada pemerintah Israel. Hal itu termasuk seruan untuk segera menghentikan pelanggaran Israel dan upaya mengubah situasi sejarah dan hukum di Al-Aqsa.

Situasi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa telah memanas sejak Jumat (15/4/2022) pekan lalu. Pasukan Israel menggeruduk situs tersuci ketiga milik umat Islam itu saat ribuan warga hendak menunaikan salat Subuh. Israel berdalih, tindakan itu dilakukan untuk mengangkut tumpukan batu yang dikumpulkan di area kompleks Al-Aqsa.

Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al-Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement