Iktikafnya Orang Kafir

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Senin 25 Apr 2022 14:16 WIB

Itikafnya Orang Kafir. Foto: itikaf (ilustrasi) Foto: ANTARA Itikafnya Orang Kafir. Foto: itikaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Itikaf di 10 hari terakhir tidak hanya dilakukan oleh umatnya Nabi Muhammad SAW. Menurut KH Jeje Zaenudin Itikaf juga biasa dilakukan oleh orang-orang kafirun.

"Jadi orang-orang kafir juga biasa beritikaf di rumah-rumah ibadah mereka dengan cara bertapa, semedi, bersujud dan sebagainya, dalam rangka pengabdian

Baca Juga

kepada tuhan-tuhan mereka," tulis KH Jeje Zaenudin dalam bukunya "Seputar Masalah Puasa, Itikaf, Lailatul Qadar dan Lebaran".

Sedang yang dimaksud I'tikaf dalam pembicaraan di sini adalah peribadatan kaum Muslimin dengan cara berdiam dan mengasingkan diri di mesjid untuk berzikir, berdoa, tadarrus Alquran, dan shalat pada waktu-waktu tertentu dengan niat semata-mata mencari keridhaan Allah.

KH Jeje mengatakan, pernyataan Siti Aisyah pada hadits di atas. "bahwa Rasulullah SAW senantiasa berI'tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai akhir hayatnya" memberi pengertian beberapa hukum:

Pertama, menunjukkan bahwa I'tikaf adalah ibadah yang sangat penting bagi Nabi sehingga beliau memelihara pengamalannya sampai beliau wafat. Kebiasaan I'tikaf ini sudah beliau lakukan pada bulan Ramadhan sebelum beliau diangkat Allah  menjadi Nabi dan Rasul.

"Yaitu dengan cara beliau bertahannuts, beribadah menyendiri di Gua Hira berminggu-minggu lamanya. Sampai pada akhinya beliau mendapat wahyu dari Allah," katanya.

Meski tidak ada dalil dan bukti bahwa setelah beliau diutus jadi Rasul Allah selama tiga belas tahun di Mekkah beliau melaksanakan lagi I'tikaf. Baik itu di Gua Hira ataupun di samping Ka'bah.

"Baru setelah beliau hijrah ke Madinah dan diturunkan kewajiban ibadah puasa, beliau mulai beritikaf lagi selama sepuluh hari di bulan Ramadhan," katanya.

Kedua, menurut sumber-sumber sejarah Islam, seperti Sirah Ibnu Hisyam, Tarikh Thabari dan Tarikh Ibnu Katsir, bahwa puasa Ramadhan itu mulai disyariatkan pada tahun ke dua dari Hijrahnya Rasul dan kaum muslimin ke Madinah. Sementara peristiwa Hijrah terjadi pada bulan Rabi'ul Awwal.

"Berarti pertama kali puasa Ramadhan dilaksanakan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya setelah beliau berada di Madinah selama tujuh belas bulan," katanya.