Senin 25 Apr 2022 19:05 WIB

Terpilih Kembali, Macron Berjanji Atasi Perpecahan di Prancis

Emmanuel Macron berjanji mengatasi perpecahan di Prancis usai kembali terpilih

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Emmanuel Macron berjanji mengatasi perpecahan di Prancis usai kembali terpilih menjadi presiden untuk lima tahun ke depan.
Foto: AP/Francois Mori
Emmanuel Macron berjanji mengatasi perpecahan di Prancis usai kembali terpilih menjadi presiden untuk lima tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Emmanuel Macron berjanji mengatasi perpecahan di Prancis usai kembali terpilih menjadi presiden untuk lima tahun ke depan. Ia berhasil mengalahkan Marine Le Pen seperti lima tahun yang lalu.

Kini semua mata tertuju pada pemilihan parlemen pada bulan Juni mendatang. Macron harus kembali menjalani masa kampanye yang sulit, ia harus memastikan legislatif memberinya dukungan mayoritas agar ia bisa mengimplementasikan kebijakan-kebijakannya.

Hasil pemilihan hingga pada Ahad (24/4/2022) waktu Prancis dan Senin (25/4/2022) waktu Indonesia, Macron berhasil menang dengan 58,54 persen suara. Hasilnya sesuai jajak pendapat terakhir tapi jarak kemenangan jauh lebih lebar dibandingkan prediksi survei sebelumnya. Namun di pemilihan kali ini ekstrem kanan mencetak rekor suara dalam pemilihan presiden.

"Banyak orang di negara ini yang memilih saya tidak karena mereka mendukung gagasan-gagasan saya tapi untuk menjauhkan ekstrem-kanan, saya ingin berterima kasih pada mereka dan saya tahu saya berhutang pada mereka pada tahun-tahun ke depan," kata Macron dalam pidato kemenangannya.

"Kami harus baik hati dan menghormati karena negara kami dipenuhi banyak keraguan, begitu banyak perpecahan," tambahnya.

Jumlah suara yang Macron raih memastikan kemenangannya tapi masih di bawah hasil tahun 2017 lalu ketika ia mendapatkan 66,1 persen suara. Jauh di bawah kemenangan Jacques Chirac pada 2002 yang sebanyak 82 persen ketika ekstrem kanan pertama kali maju dalam pemilihan umum.

Kandidat dari sayap kiri Jean-Luc Melenchon yang berada di urutan ketiga dalam putaran pertama mengatakan, pemilihan parlemen pada 12 dan 19 Juni mendatang merupakan "putaran ketiga" pemilihan presiden. Dalam pemilihan itu semua partai oposisi dari berbagai ideologi berharap untuk menang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement