Satu-satunya Masjid China di Dubai Sajikan 2.000 Hidangan Buka Puasa Gratis

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 28 Apr 2022 07:27 WIB

Ilustrasi Masjid. Satu-satunya Masjid China di Dubai Sajikan 2.000 Hidangan Buka Puasa Gratis Foto: Republika Ilustrasi Masjid. Satu-satunya Masjid China di Dubai Sajikan 2.000 Hidangan Buka Puasa Gratis

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Tepat setelah sholat Ashar, ratusan warga mulai mengantre di satu-satunya masjid China di Dubai. Relawan di Chinese Islamic Cultural Center lantas mulai membagikan paket sembako dan buka puasa kepada mereka yang mengantre, tanpa memandang latar belakang agama dan etnis.

Imam Isaac Khan mengatakan, sekitar 2.000 paket makanan disiapkan setiap hari. Inisiatif ini dilakukan bekerja sama dengan Asosiasi Amal Dubai, Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal dan Polisi Dubai. Sumbangan juga datang dari donatur individu dan berbagai organisasi China dengan relawan muda membantu mengemas ulang paket setiap harinya.

Baca Juga

Setelah menerima paket sembako, masyarakat setempat kembali ke rumah untuk menyiapkan makanan, sementara yang lain tinggal di masjid dan beberapa menunggu di area taman terdekat sampai matahari terbenam, sebelum bersiap untuk sholat Maghrib. Seorang staf di Pusat Kebudayaan Islam China dan berasal dari Mauritania, Alhafiz Al Khoory, mengatakan semua orang diterima di pusat tersebut. Masjid yang terletak di Cluster China International City (dekat Dragon Mart) ini dibangun pada 2015.

Dilansir di Gulf News, Kamis (28/4/2022), masjid ini dibuka pada tahun yang sama dan merupakan proyek pertama dari jenisnya di wilayah tersebut. Masjid ditujukan terutama untuk kepentingan Muslim China perantauan. Pembangunan pusat Islam seluas 26 ribu kaki persegi ini didukung oleh organisasi amal yang berbasis di Dubai, Dar Al Ber Society.

Pria berusia 30 tahun ini mengatakan, masjid melambangkan toleransi dan solidaritas. Staf dan sukarelawan di masjid China berasal dari berbagai kebangsaan, termasuk Tionghoa, Arab, India, Bangladesh, dan beberapa dari Asia Tengah seperti Tajikistan, Kirgistan, dan Uzbekistan.

Adapun Imam asal China yang sudah lama menjabat juga menegaskan kembali peran yang sangat diperlukan dari Muslim China perantauan dari latar belakang etnis yang berbeda. Menurut Konsulat China di Dubai, ada lebih dari 300 ribu ekspatriat China yang tinggal di UEA, dengan sekitar 95 persen di antaranya berbasis di Dubai.

Jumlah Muslim China di Dubai lebih sedikit dibandingkan dengan komunitas ekspatriat besar lainnya, tetapi terus meningkat dan ada segmen yang cukup besar yang telah memeluk Islam dalam beberapa tahun terakhir. Seorang Muslim China mengatakan kepada Gulf News dia merasa senang bisa merasakan dan mengalami budaya Islam. Dubai adalah pilihan terbaik bagi keluarganya untuk berbisnis dan merasa nyaman tinggal di daerah tersebut.

Rasa nyaman ini paling terasa saat puasa Ramadhan dan menjalankan kegiatan keagamaan. Dengan jumlah masjid yang banyak, ia merasa menjadi lebih mudah bagi keluarganya untuk menjalankan sholat berjamaah setiap hari. “Muslim China suka mengunjungi dan mencari pekerjaan di sini. Dubai benar-benar kota internasional dan keterbukaannya terhadap budaya lain adalah daya tarik utamanya," kata dia. 

https://gulfnews.com/uae/ramadan/ramadan-2022-in-uae-how-2000-iftar-meals-are-served-for-free-at-dubais-only-chinese-mosque-1.87452478