Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Su'ud

Kedaluwarsa, Jangan Ngajari Muhammadiyah Toleransi

Sejarah | Thursday, 28 Apr 2022, 07:35 WIB

Masih ada sebagaian kelompok, elit yang menganggap Muhammadiyah intoleran, Muhammadiyah tidak cinta NKRI. Wuooh, sebuah "tuduhan" yang dipenuhi nafsu dan tidak ada dasarnya sama sekali.

Muhammadiyah berdiri tahun 1912, pendirinya, KH Ahmad Dahlan merintis pendidikan modern pertama kali di Indonesia, memadukan ilmu umum dan agama. Waktu itu mendapat pertentangan keras dari kyai-kyai yang ada dan Kyai Dahlan terus maju. Lihatlah sekarang, ide brilian Kyai Dahlan "ditiru" oleh generasi selanjutnya sampai sekarang. Lalu, mana bukti Muhammadiyah intoleran?

Pendidikan Muhammadiyah tidak hanya dirasakan oleh anggota tapi oleh seluruh warga negara Indonesia, tanpa membedakan suku dan ras. Lihatlah pendidikan Muhammadiyah di Maluku, Papua dan luar jawa lainnya, mayoritas yang sekolah para siswa dan mahasiswa non muslim. Lalu dimana letak intoleransi Muhammadiyah?

Muhammadiyah mendirikan Rumah Sakit seantero negeri. Siapapun boleh mendapatkan layanan terbaik, tanpa melihat identitasnya. Lalu dimana letak intoleransi Muhammadiyah?

Muhammadiyah, dalam setiap "moment bencana alam, dan sejenisnya, sigap beraksi, milyardan rupiah digelontorkan, tanpa melihat siapa dia, dari mana. Semua mendapatkan bantuan dan fasilitas yang ada. Lalu dimana letak intoleransi Muhammadiyah?

Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, panti jompo, untuk mereka yang membutuhkan, tanpa melihat asal usulnya. Dengan tulus Muhammadiyah memberikan apa yang dipunya. Lalu dimana letak intoleransi Muhammadiyah?

Ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, ratusan panti asuhan-jompo, setiap Propinsi, Kabupaten berdiri Lembaga Amil Zakat dan Shodaqoh (LAZISMU), adanya Together for Humanity Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah, telah siap siaga menyongsong tugas, adalah bukti pengabdian Muhammadiyah kepada bangsa ini. Dulu, kini dan yang akan datang tidak akan berubah. InsaAllah.

Masihkah ada yang nyinyir, menuduh, bahwa Muhammadiyah intoleran? Ah, jangan-jangan bukan sekedar benci, tapi tidak ingin Muhammadiyah tegak di negeri ini (???)

Walaahu alam bishowab.

Ditulis oleh Mohamad Su'ud, aktifis Muhammadiyah asal Lamongan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image