Jumat 06 May 2022 10:34 WIB

Kemenkeu: PMI Manufaktur Naik ke 51,9 Persen Dorong Ekonomi Kuartal II 2022

peningkatan PMI manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan Covid.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Manufaktur
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Manufaktur

REPUBLIKA.CO.ID, aaJAKARTA-- Pemerintah meyakini tren pemulihan ekonomi masih berlanjut, salah satunya didukung oleh ekspansi sektor manufaktur. Pada April 2022, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia melanjutkan ekspansi ke level 51,9 dari level 51,3 pada Maret 2022.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan peningkatan PMI manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi Covid-19. Hal ini sekaligus didorong kecepatan vaksinasi yang mampu memberikan kepercayaan masyarakat dapat beraktivitas terutama dalam menghadapi Ramadan dan persiapan menyambut Idulfitri.

"Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh dunia bisnis. Bersama dengan penguatan ekspor, penguatan sektor manufaktur ini diharapkan dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (6/5/2022).

Menurutnya keberlanjutan pemulihan ekonomi dapat terjaga didukung oleh penguatan permintaan pada Ramadan dan hari raya Idulfitri sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran. Sementara itu, di tengah konflik geopolitik yang tengah terjadi, permintaan ekspor atas produk manufaktur Indonesia khususnya produk berbasis komoditas meningkat di April.

Seiring dengan peningkatan permintaan tersebut, pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan terus membuka lapangan kerja baru dan menambah persediaan. Pembukaan lapangan kerja tercatat berada pada indeks tertinggi sepanjang sejarah, setidaknya dalam 11 tahun terakhir.

Selain itu, pembelian pasokan juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi yang diprediksi masih terus bertahan masa pemulihan ekonomi. Diharapkan tren ini dapat terus berlanjut, sehingga efek pengganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif.

Secara umum, pelaku usaha industri manufaktur Indonesia masih optimistis dengan laju ekspansi ke depan. Penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan. 

Meskipun demikian, tekanan harga yang meningkat akan menjadi risiko utama bagi keberlanjutan laju ekspansi manufaktur dunia, termasuk Indonesia. Hal ini agar keberlanjutan penguatan konsumsi dan produksi tetap terjaga di tengah tekanan harga.

"Pemerintah hadir baik melalui intervensi harga dan nonharga seperti dalam bentuk perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan, serta koordinasi yang kuat antar lembaga untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan dari masyarakat," ucapnya.

Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi baik dari sisi produsen maupun konsumen, pemerintah melalui APBN juga berupaya mendukung keberlanjutan Program PC PEN seperti penanganan kesehatan (percepatan vaksinasi dan booster), perlindungan masyarakat (PKH, sembako, BLT Desa), dan penguatan pemulihan ekonomi (Pariwisata, Infokom, dukungan UMKM, dan insentif perpajakan). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement