Senin 09 May 2022 16:22 WIB

TNI AL Temukan 179 Kilogram Kokain di Perairan Selat Sunda

Total nilai kokain yang ditemukan itu sekitar Rp 1,25 triliun.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono menunjukkan barang bukti kokain seberat 179 kilogram yang ditemukan TNI AL di Selat Sunda saat konferensi pers di Markas Koarmada I, Jakarta, Senin (9/5).
Foto: Republika/Flori sidebang
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono menunjukkan barang bukti kokain seberat 179 kilogram yang ditemukan TNI AL di Selat Sunda saat konferensi pers di Markas Koarmada I, Jakarta, Senin (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal patroli TNI Angkatan Laut (KAL) Sangiang jajaran Koarmada I menggagalkan peredaran narkoba jenis kokain seberat 179 kilogram. Barang tersebut ditemukan mengapung di perairan sekitar Pelabuhan Merak, Banten, Ahad (8/5/2022) pukul 12.30 WIB. 

"Anggota tim satgas yang kebetulan bertugas di Perairan Selat Sunda di sekitar Pelabuhan Merak pada posisi koordinat 05' 55" 507 LS dan 105" 59' 172 BT telah menemukan benda yang mengapung dan mencurigakan berupa empat buah bungkusan plastik hitam yang kita curigai bersama (narkoba)," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono kepada wartawan di Markas Koarmada I, Jakarta, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Heri mengungkapkan, ada beberapa kemungkinan para pelaku melakukan modus operandi dengan cara melempar barang tersebut menggunakan pelampung ke laut. Kemungkinan pertama, sambung dia, sudah ada perahu cepat atau orang-orang yang mengawasi pergerakan barang tersebut di sekitar lokasi kejadian. 

"Kemudian analisis yang kedua adalah bahwa mereka mempelajari karakteristik arus di suatu selat. Kita bisa menghitung dan ada datanya bahwa di setiap perairan Indonesia ini ada data arus pasang surut, jam sekian dia akan keluar, jam sekian dia akan masuk dengan kecepatan sekian, sehingga dengan benda sekian jam diperkirakan posisi barang tersebut bisa diketahui," ungkap dia. 

"Atau yaitu dengan menggunakan alat bantu sinyal posisi. Ada barang yang oleh mereka dipasang di benda terapung tersebut sehingga posisinya bisa terdeteksi oleh kapal yang (akan) mengambil," lanjutnya menjelaskan. 

Heri menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Banten dan BNN RI untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap barang temuan itu. Ia menyebut, kokain seberat 179 kilogram yang ditemukan tersebut diperkiran memiliki harga jual sebesar Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per gram.

"Maka nilai total perkiraan adalah sekitar Rp 1,25 triliun," ujarnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol Kennedy menuturkan, pihaknya akan membawa barang tersebut ke laboratoriun untuk mengecek dari mana asalnya. Sebab,  jelas dia, ada tiga sumber kokain atau heroin. 

"Ada tiga sumber kokain atau heroin ini dari golden triangle Myanmar dan sekitarnya, golden greson dari Afganistan, Irak dan Pakistan. Dan ada golden peacock dari Amerika Latin," ungkap Kennedy. 

Selain itu, Kennedy mengatakan, BNN juga bakal terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku yang membuang kokain itu di tengah laut. "Karena ada barang ini pasti ada pelakunya itu. Kami juga sudah bekerja dari tadi malam untuk mengungkap," jelasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement