Selasa 10 May 2022 23:32 WIB

Wali Kota Pontianak Imbau Mahasiswa Waspadai Penipuan Fintech

Tawaran kemudahan dalam mengajukan pinjaman harus dicermati dulu.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Hati-hati pinjaman online (ilustrasi). Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono, mengimbau, para mahasiswa agar mewaspadai penipuan melalui teknologi keuangan atau lebih dikenal financial technology (fintech).
Foto: Republika
Hati-hati pinjaman online (ilustrasi). Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono, mengimbau, para mahasiswa agar mewaspadai penipuan melalui teknologi keuangan atau lebih dikenal financial technology (fintech).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono, mengimbau, para mahasiswa agar mewaspadai penipuan melalui teknologi keuangan atau lebih dikenal financial technology (fintech).

"Apalagi sekarang ini kasus marak terjadi, mulai dari investasi fintech hingga pinjaman online (pinjol) ilegal," kata Edi Rusdi Kamtono saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Edukasi dan Literasi Inklusi Keuangan bagi mahasiswa di Aula Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, kalau para generasi milenial kurang memahami atau minimnya edukasi berkaitan transaksi keuangan yang menggunakan teknologi, bukan tidak mungkin bisa menjadi korban dari oknum-oknum yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Menurutnya, generasi milenial sekarang ini sudah sangat familiar dengan fintech, berbagai aplikasi yang berkaitan dengan keuangan mulai dari uang elektronik atau e-money hingga aplikasi pinjol.

Aplikasi pinjol ilegal yang menjamur dengan tawaran kemudahan dalam mengajukan pinjaman harus dicermati dan dipelajari terlebih dahulu. "Jangan sampai adik-adik mahasiswa menjadi korban hingga terjerat utang yang menumpuk," ujarnya.

Dia menilai implementasi inklusi keuangan di kalangan mahasiswa dan kaum milenial sudah hampir merata meskipun belum menyeluruh. Namun,  dia yakin hampir setiap mahasiswa sudah memiliki kartu ATM untuk transaksi keuangannya. Hal tersebut juga merupakan bagian dari inklusi keuangan, termasuk berbelanja online melalui berbagai aplikasi marketplace.

"Sekarang ini era digital adik-adik mahasiswa pastinya sudah tidak asing lagi berbelanja online melalui berbagai aplikasi marketplace," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap para mahasiswa sudah dibekali dengan pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi terutama berkaitan dengan finansial. Berkaca dari kasus-kasus yang terjadi dalam transaksi keuangan yang memanfaatkan kemajuan teknologi, setidaknya menjadi pelajaran bagi mahasiswa agar tidak menjadi korban.

"Itulah pentingnya edukasi dan literasi inklusi keuangan bagi para mahasiswa," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement