Rabu 11 May 2022 08:32 WIB

Gara-gara Migor, Inflasi Purwokerto dan Cilacap Masih Tinggi pada April 2022

BI catat peningkatan harga dan kelangkaan migor jadi pendorong inflasi utama

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pedagang mengangkut kardus berisi minyak goreng kemasan yang dibeli pada operasi pasar minyak goreng untuk pedagang di Pasar Wage, Purwokerto. Tingkat Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada April 2022 tercatat masing-masing sebesar 1,65 persen (mtm) dan 1,68 persen (mtm). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mencatat, inflasi pada kedua daerah salah satunya didorong oleh berlanjutnya peningkatan harga minyak goreng pasca relaksasi ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng per 16 Maret 2022.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Seorang pedagang mengangkut kardus berisi minyak goreng kemasan yang dibeli pada operasi pasar minyak goreng untuk pedagang di Pasar Wage, Purwokerto. Tingkat Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada April 2022 tercatat masing-masing sebesar 1,65 persen (mtm) dan 1,68 persen (mtm). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mencatat, inflasi pada kedua daerah salah satunya didorong oleh berlanjutnya peningkatan harga minyak goreng pasca relaksasi ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng per 16 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tingkat Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada April 2022 tercatat masing-masing sebesar 1,65 persen (mtm) dan 1,68 persen (mtm). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mencatat, inflasi pada kedua daerah salah satunya didorong oleh berlanjutnya peningkatan harga minyak goreng pasca relaksasi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng per 16 Maret 2022.

"Pasokan minyak goreng di daerah yang menurun disertai distribusi yang relatif tidak lancar turut mendukung peningkatan harga minyak goreng di kedua daerah tersebut," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan, dalam siaran persnya, Selasa (10/5/2022).

Harga bensin juga menjadi penyumbang utama inflasi pada periode laporan sejak ditetapkannya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax menjadi Rp12.500/liter pada 1 April 2022. Faktor pendorong inflasi lainnya, peningkatan permintaan masyarakat pada Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Banyumas dan Cilacap telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi secara sinergis, di antaranya melalui pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID untuk merumuskan upaya pengendalian harga komoditas strategis dalam menghadapi Idul Fitri 1443H, inspeksi mendadak ke pasar, monitoring harga secara rutin, serta memastikan terjaganya ketersediaan pasokan pangan.

 

Tekanan inflasi di Purwokerto pada April 2022 (1,65 persen, mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,82 persen, mtm).  Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,88 persen (mtm).

Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas bahan minyak goreng, bensin, daging ayam ras, mobil, dan rokok kretek filter. Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh beberapa komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, beras, tomat, dan bawang merah.

Dengan perkembangan tersebut, secara tahun kalender inflasi Purwokerto tercatat sebesar 3,19 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 4,82 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi April tahun 2019 s.d 2021 yang sebesar 1,96 persen (yoy).

Pada periode yang sama, Cilacap mencatatkan inflasi sebesar 1,68 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (1,19 persen, mtm). Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil sebesar 0,72 persen (mtm).

Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah bensin, minyak goreng, daging ayam ras, kue kering berminyak, dan mobil. Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh koreksi harga pada beberapa komoditas pangan, utamanya beras, cabai merah, bawang merah, tomat dan labu siam.

Secara tahun kalender, inflasi Cilacap tercatat 3,64 persen (ytd). Adapun capaian inflasi secara tahunan dilaporkan 5,10 persen (yoy) pada April 2022. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi April tahun 2019 sampai 2021 yang sebesar 1,71 persen (yoy).

Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3±1 persen (yoy) pada 2022. Adapun risiko yang dapat memengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri (imported inflation).

"Dalam hal ini, koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok," kata Rony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement