Kamis 12 May 2022 09:30 WIB

Serius Melayani Jamaah, Bagian dari Ikramul Muslimin

Petugas kesehatan diminta memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Pelatihan petugas kesehatan haji.
Foto: Ali Yusuf/Republika
Pelatihan petugas kesehatan haji.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggaraan ibadah haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan diminta memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji. Kabaglitbang Lakespra dr Saryanto, Letkol Yaya Kardian mengatakan, memberi pelayanan terbaik merupakan bagian dari perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah. 

"Melayani jamaah haji itu adalah bagian dari ikra mulluslimin, menunaikan hak sesama muslim," kata Letkol Yahya Kardian saat memberikan materi Cinta Tanah Air dan Bela Negara Bagi PPIH Sebagai Pelayan Jamaah Haji, Rabu (12/5/2022). 

Baca Juga

Yaya mengingatkan, sebagai petugas kesehatan haji jangan memposisikan dirinya sebagai jamaah yang terus-terusan beribadah. Tujuan PPIH berangkat ke Arab Saudi bukan beribadah tetapi melayani jamaah haji yang merupakan bagian dari ibadah.

"Jangan sampai keasikan beribadah melalaikan tugas pokoknya melayani jamaah," ujarnya.

Menurutnya suatu kezaliman, jika PPIH tidak menjalankan tugasnya dengan baik kepada jamaah haji. Mulai dari sekarang PPIH harus luruskan niat untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada jamaah haji.

"Kalau bapak dan ibu seperti itu (tidak memberikan pelayanan yang terbaik), maka bapak ibu zalim dan akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Allah SWT," katanya.

Yaya memastikan melayani jamaah haji bagian dari cinta kepada tanah air dan bela begara. Karena dengan semakin banyaknya jamaah haji sehat dan dan sedikitnya jamaah haji yang meninggal akan membawa nama baik bangsa dan negara. 

"Karena pelayanan yang terbaik dari bapak Ibulah jamaah haji sehat, bisa menjalankan ibadah Haji sesuai dengan syariat, dan bisa kembali ke rumahnya masing-masing dalam keadaan sehat," katanya.

Dalam kesempatan ini juga dia, mengingatkan, di antara sesama petugas kesehatan haji harus saling mendukung dan mampu menutupi kekurangannya masing-masing. Sehingga tujuan utama mengurangi angka kesakitan dan kematian jamaah haji di Arab Saudi bisa tercapai.

Untuk menegaskan hal tersebut Letkol Yaya mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: 

"Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya" 

Yaya mengatakan, secara teori Bela Negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. 

UUD 1945 mengamanatkan bahwa, "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan." 

Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara termasuk di dalamnya PPIH tanpa membedakan suku, ras, status status sosial dan golongan. Di mana di dalamnya harus memiliki nilai dan sikap cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara.

"Serta memiliki kemampuan awal bela negara, sesuai dengan perannya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari secara sistematis dan berkesinambungan," katanya.

Profesi dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lainnya yang tergabung dalam setuan kerja PPIH harus profesional dalam bekerja. Dan pekerjaan PPIH itu harus memberikan dampak positif dalam pelayanan kesehatan pada jemaah haji yang sedang beribadah.

"Ingatlah bahwa semua ada perjanjian, kontrak awal baik sebagai profesi, sebagai ASN, sebagai TKHI/PPIH maupun sebagai pribadi yang akan mempertanggungjawabkan semua usaha ikhtiar dan hasil pekerjaan kita dihadapan Allah SWT kelak," katanya. 

Yaya memastikan, pada akhirnya, semua materi terkait bela negara dan cinta tanah air ini akan menjadi tidak bermakna manakala kita terlalu egois dan tidak memiliki keinginan untuk berbuat baik. Agar pendidikan jiwa korsa ini manfaat bagi diri sendiri dan orang lain maka harus luruskan niat untuk amal dan sampaikan.

"Insya Allah, Semoga Allah SWT memberikan kekuatan," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement