Kamis 12 May 2022 11:35 WIB

Gubernur Ganjar Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak Sesuai Arahan Kementan

Ganjar Pranowo instruksikan jajarannya menjaga lalu lintas hewan ternak di perbatasan

Petugas Kesmavet Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak (sapi) di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/5). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di kabupaten Semarang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Petugas Kesmavet Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak (sapi) di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/5). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di kabupaten Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajarannya untuk menjaga lalu lintas hewan ternak di daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Demikian disampaikan Ganjar dalam kegiatan evaluasi arus mudik-balik bersama Kapolda dan Pangdam IV/Diponegoro di Kantor gubernur, Rabu (11/5/2022).

Menurut Ganjar, langkah pencegahan penting dilakukan sebagai upaya bersama dalam mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini tersebar di Provinsi Aceh dan Jatim. "Sekarang kita siaga kesehatan hewan, wabil khusus penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini sudah ada di Jawa Timur maka kita harus border perbatasan," ujarnya.

Baca Juga

Dikatakan Ganjar, penularan PMK bukan tidak mungkin masuk ke wilayah Jawa Tengah apabila pengawasan dan kerja sama antar pihak tidak dilakukan secara baik. Karena itu, sesuai arahan dari Kementerian Pertanian, pemusnahan dapat dicegah apabila hewan yang terpapar segera mendapat pengobatan.

Kurang lebihnya, hal itu juga yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat berbincang di Makassar belum lama ini. "Beliau sampaikan pemusnahan itu ada teknisnya. Nah, kami juga siap-siap di Jawa Tengah karena bukan tidak mungkin itu (PMK) juga kan bisa bergeser (dari Jawa Timur), maka kenapa mesti dijaga transportasi lalu lintas hewan kita," katanya.

Sebelumnya Mentan SYL meminta semua kepala daerah di Indonesia untuk mengatur lalu lintas ternak sebagai upaya bersama dalam mencegah penularan PMK dari Provinsi Jawa Timur dan Aceh. "Sehingga daerah-daerah ini sepenuhnya dalam kendali yang baik oleh pemerintah kabupaten, provinsi, maupun dari jajaran Kementan untuk bisa mengendalikan agar tidak terjadi mutasi-mutasi berlebihan tanpa pengendalian langsung baik oleh tenaga kesehatan maupun semua jajaran yang terkait di provinsi," katanya.

Mentan memastikan penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal. Di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun. Di sisi lain, Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji lab untuk menemukan vaksin dalam negeri.

Diketahui, saat ini penyakit tersebut ditemukan pada sapi di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, Provinsi Aceh. PMK juga ada di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

"Intinya yang terkena harus diberikan obat dan yang tidak kena harus dinaikkan imunnya. Besok itu kita sudah ada pelatihan untuk dokter kesehatan. Dan khusus untuk tenaga medisnya kita sudah sebar di lapangan," katanya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menegaskan penularan PMK hanya terjadi pada hewan ternak yang berkuku belah (ruminansia) seperti kambing, kerbau, sapi, dan babi. "Alhamdulillah semua sudah bekerja dengan penanganannya dan jika mau dimakan dagingnya sudah ada SOP-nya. Ribuan tenaga medik juga sudah ada di lapangan sehingga kalau perlu dipotong paksa dapat didampingi tenaga medis. Semua dinas terkait, dinas perhubungan, termasuk satgas pangan turun semua. Soal vaksin dalam waktu secepatnya bisa kita buat. Instrumen, ahlinya, dan alatnya sudah ada di kita semua," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement