Ahad 15 May 2022 12:27 WIB

Tips Bagi Jamah Haji Kala Menghadapi Hujan Turun di Tanah Suci

Begini cara menghadapi huan turun ketika berhaji.

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Hujan lebat disertai petir guyur tenda jamaah haji yang tengah berada di Mina untuk melempar jumrah. (ilustrasi)
Foto: Muhammad Subarkah
Hujan lebat disertai petir guyur tenda jamaah haji yang tengah berada di Mina untuk melempar jumrah. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Hujan di tanah suci memang jarang terjadi. Namun ketika hujan turun bisa menyebabkan banjir. Masjidil Harampun kini dibagian jalan masuk depan kerap tergenang banjir sampai lutut kaki. Ka'bah pada zaman Rasulullah SAW bahkan pernah terendam banjir sampai 4 meter. Ini karena posisi Ka'bah layaknya di tengah dasar mangkuk karena dikelilingi kawasan perbukitan.

Hal itu makin masuk akal sebab kala itu Masjidil Haram belum punya drainase yang baik. Berbeda dengan sekarang yang sudah punya jaringan pembuangan air yang mumpuni. Jadi kalau pun di bagian jalan masuk depan kerap tergenang, sifatnya hanya sebentar saja.

Persoalan drainase di Arab Saudi memang masalah serius. Jalanan tidak dilengkapi tempat menampung air. Saluran air lumayan ada di Madinah. Di beberapa daerah lahan pertanian tampak ada saluran drainase hingga penampungan air.

Akibat adanya hujan turun yang deras -- biasanya disertai tipuan angin hingga menyebabkan badai gurun hingga petir yang keras -- mau tidak mau membuat jamaah haji waspada. Tipsnya adalah ketika menghadapai hujkan turun saat di tempat terbuka, coba carilah tempat yang lebih tinggi. Hindari terus-terusan berada di dalam bus atau angkutan yang berada di jalan. Ingat kala itu, jalanan akan segera berubah jadi semacam sungai yang beralir deras. Tak hanya bus atau mobil, truk angkutan pun akan bisa dibawa air.

 

Ketika hujan turun jangan berteduh di dalam terowongan yang memang banyak di Makkah. Maka segeralah ke luar dari terowongan. Segera cari tempat bangunan yang lebih tinggi dan menjauh dari jalanan. Terowongan nanti bisa jadi tempat jalannya penampungan air, atau semacam sungai yang masuk ke dalam bukit. Berbahaya sekali bila tetap berada di terowongan kala sudah menjadi tempat  saluran pembuangan air. Peristiwa banjir bandang di Jeddah beberapa waktu lalu mengajarkan terowongan sama sekali bukan tempat yang tepat untuk berlindung di kala hujan turun.

Sedangkan bila tengah wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina, ketika hujan turun jamaah harus tetap berada di dalam tenda. Jangan pergi ke luar sebab berbahaya. Bisa kena sambaran petir atau air bah. Tetap tenang di dalam tenda. Ikuti dan taati instruksi petugas haji yang berjaga di tempat itu.

Terkahir, jamaah haji kala hujan turun jangan nekad 'hujan-hujanan'. Cuaca yang pas dan polusi kerap membuat air hujan berpolusi. Sekali lagi lebih baik di dalam tenda saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement