Senin 16 May 2022 07:39 WIB

BPBD pastikan persediaan air bersih antisipasi kekeringan di DIY

Warga di lokasi kekeringan diminta membuat tandon atau sumur resapan.

Dalam hal kegiatan CSR bantuan air bersih guna membangun kehidupan yang lebih sehat, BRI Life bersama Baznas telah menyalurkannya di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, yakni Desa Patuk, Ngawen dan Tanjung. Pemilihan daerah Gunung Kidul sebagai lokasi pemberian bantuan air bersih, dikarenakan wilayah ini termasuk yang sering mengalami kekeringan dan kekurangan air khususnya air bersih.
Foto: BRI LIFE
Dalam hal kegiatan CSR bantuan air bersih guna membangun kehidupan yang lebih sehat, BRI Life bersama Baznas telah menyalurkannya di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, yakni Desa Patuk, Ngawen dan Tanjung. Pemilihan daerah Gunung Kidul sebagai lokasi pemberian bantuan air bersih, dikarenakan wilayah ini termasuk yang sering mengalami kekeringan dan kekurangan air khususnya air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan ketersediaan air bersih di lima kabupaten/kota untuk mengantisipasi bencana kekeringan selama musim kemarau di provinsi ini.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto saat dihubungi di Yogyakarta, Ahad, mengatakan BPBD, dinas PU, serta dinas sosial kabupaten/kota bakal menggelar rapat koordinasi pada Rabu (18/5/2022) untuk memastikan ketersediaan air, serta logistik lainnya mengantisipasi kekeringan."Untuk antisipasi saja supaya kejadian-kejadian kekurangan air bersih tidak sampai terjadi," kata dia.

Baca Juga

Menurut Lilik, sejumlah daerah di DIY setiap tahun memiliki potensi bencana kekeringan saat musim kemarau, di antaranya di Kecamatan Rongkop serta Tepus, Kabupaten Gunung KiduL Dlingo, Kabupaten Bantul, Panjatan, Kabupaten Kulon Progo serta Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Selama dua tahun terakhir, menurut dia, masing-masing kabupaten mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga saat musim kemarau."Kalau kami melihat selama dua tahun kemarin memang tidak ada permintaan pasokan air sampai ke provinsi," kata dia.

Meski demikian, Lilik berujar dalam rapat koordinasi mendatang BPBD bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM), serta Dinas Sosial DIY bakal membahas ketersediaan sumur bor, pipanisasi, hingga kesiapan pasokan air bersih."Untuk jangka pendeknya memang soal pasokanair bersih akan kami tanyakan ke Dinas Sosial," kata dia.

Selain memastikan kesiapan Pemda DIY, Lilik mengimbau seluruh warga yang tinggal di wilayah potensi kekeringan agar mampu memanen air hujan dengan membuat tandon atau penampung maupun sumur resapan. Menurut dia, penyiapan tandon air bersih sejak dahulu telah menjadi kearifan lokal yang dimiliki masyarakat, khususnya di Kabupaten Gunung Kidul."Kearifan lokal masyarakat Gunung Kidul sebenarnya dari dulu sudah terbina dengan baik dengan cara memanen air hujan. Memanen air hujan dengan cara membuat tandon-tandon di rumah. Saat musim hujan tandon terisi kemudian saat musim kemarau bisa dimanfaatkan airnya," ujar Lilik.

Menurut dia, berbagai persiapan perlu dilakukan sejak awal meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta belum menyampaikan peringatan dini mengenai potensi bencana kekeringan di DIY. "Kalau potensi kekeringan BMKG belum menyampaikan, jadi kami hanya antisipasi saja," kata dia.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement