Rabu 18 May 2022 18:15 WIB

Meminimalkan Sampah Plastik, Program Bersih Indonesia Diluncurkan di Kabupaten Malang

Pengolahan sampah di Kabupaten Malang sebelumnya masih menggunakan sistem terbuka.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko-Marves) RI serta Alliance to End Plastic Waste melunucrkan program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik di Kabupaten Malang, Rabu (18/5/2022).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko-Marves) RI serta Alliance to End Plastic Waste melunucrkan program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik di Kabupaten Malang, Rabu (18/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko-Marves) RI serta Alliance to End Plastic Waste meluncurkan program Bersih Indonesia di Kabupaten Malang, Rabu (18/5). Program ini bertujuan untuk mengeliminasi sampah plastik di Kabupaten Malang.

Bupati Malang M Sanusi bersyukur daerahnya terpilih sebagai proyek pertama dimulainya program Bersih Indonesia. Dia berharap program ini menandai hal strategis dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif. 

Baca Juga

Dengan adanya program Bersih Indonesia, Sanusi menargetkan pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Malang bisa lebih komprehensif. Dalam hal ini termasuk pada pengadaan infrastruktur pemilahan sampah rumah tangga, baik untuk masyarakat di Kabupaten Malang maupun wilayah di sekitarnya. "Dan di dalamnya juga mencakup sistem untuk memaksimalkan bahan untuk didaur ulang serta meminimalisir penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir," kata Sanusi.

Seperti diketahui, kata Sanusi, sampah plastik agak sulit untuk dihilangkan. Sebab itu, perlu dicarikan solusi daur ulang agar bermanfaat dan Kabupaten Malang bersih dari sampah plastik. 

Pengolahan sampah di Kabupaten Malang sebelumnya masih menggunakan sistem terbuka atau pendamping. Menurut Sanusi, hal ini sering kali menimbulkan permasalahan dari aspek lingkungan. Penyebab utamanya, yakni kondisi sampah yang hanya ditimbun tanpa ada perlakuan khusus sehingga menimbulkan bau yang menyengat dan memunculkan kesan lingkungannya kumuh. 

"Sehingga TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang dulunya ditolak masyarakat, setelah kita melakukan TPA wisata Edukasi Talangagung, kini justru memberikan sumbangsih signifikan kepada pemulung serta wilayah yang ditempati. Bahkan kini berebut untuk dibuatkan TPA sampah edukasi dan wisata seperti di Talangagung," katanya.

Sementara itu, President and CEO Alliance to End Plastic Waste, Jacob Duer mengatakan, program Bersih Indonesia fase awal akan dimulai di Kabupaten Malang. Program ini menekankan pada pengembangan sistem pengelolaan sampah terpadu. Sistem ini akan melayani pengelolaan sampah dari 2,65 juta masyarakat di Kabupaten Malang.

Menurut Jacob, biaya program Bersih Indonesia di Kabupaten Malang mencapai 29 juta dolar AS. Semua biaya akan didanai sepenuhnya oleh Alliance to End Plastic Waste. "Saat beroperasi penuh sistem ini bertujuan menghasilkan lebih dari 50 ribu ton sampah plastik setiap tahun dengan tingkat daur ulang hingga 70 persen," katanya.

Jacob berharap sistem ini dapat menciptakan lebih dari 3.000 lapangan pekerjaan. Kemudian mampu memunculkan kolaborasi masyarakat dan dari dunia pendidikan. Melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, pihaknya menargetkan bisa memberikan akses warga kabupaten Malang untuk bersama-sama mengelola sampah menjadi sesuatu yang produktif. 

Menko Marves RI Luhut Panjaitan menyampaikan selamat kepada Kabupaten Malang karena telah menjadi proyek pertama dari program Bersih Indonesia. Dengan bantuan ini, dia meyakini Kabupaten Malang akan semakin bersih ke depannya. 

Dia mendorong pemerintah daerah untuk saling bahu-membahu menjalankan program Bersih Indonesia. "Karena bersih itu baik dan bersih bisa membuat turis datang ke kabupaten Malang," ujarnya.

Luhut juga mendorong kepada seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri, lalu lingkungan sekitar hingga sampah tiba di TPA. Selain itu, dia juga memohon keterlibatan semua aparatur pemerintah termasuk TNI dan Polri dalam menjalankan program tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement