Kamis 19 May 2022 19:04 WIB

Pemerintah Masih Jaga Harga Pertalite

Harga Pertalite dipertahankan di Rp 7.650 per liter.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Menteri BUMN Erick Thohir  memeriksa ketersediaan solar, Pertalite dan Pertamax di SPBU 34-40236 jalan Laswi, Bandung, Sabtu (23/4/2022).
Foto: Dok BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir memeriksa ketersediaan solar, Pertalite dan Pertamax di SPBU 34-40236 jalan Laswi, Bandung, Sabtu (23/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, pemerintah belum memiliki rencana terkait penyesuaian harga BBM jenis Pertalite. Meski harga global telah melambung tinggi, namun pemerintah masih dapat menjaga harga Pertalite senilai Rp 7.650 per liter.

"Harga Pertalite sekarang berada di harga Rp 7.650, belum ada rencana pemerintah melakukan (penyesuaian)," kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (18/5).

Baca Juga

Erick Thohir mengatakan bila melihat harga BBM di luar negeri berbagai macam, ada yang Rp 50 ribu atau Rp 60 ribu per liter. Tentu pemerintah, kata dia, mengambil posisi masyarakat yang mampu tidak boleh disubsidi, makanya harga Pertamax dinaikkan.

Harga Pertamax setelah dinaikkan pun, menurut dia, masih berada di bawah harga pasar, sehingga ada komponen subsidinya.

"Saya sudah sampaikan tidak mungkin pemerintah dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. pemerintah pastinya hadir. Tentu mekanisme kehadirannya melalui berbagai cara. Sebelumnya saat pandemi Covid-19 pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya," kata Erick Thohir.

Sebelumnya kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina mengakibatkan Uni Eropa mempertimbangkan untuk melakukan embargo minyak mentah Rusia, sehingga hal itu berdampak pula terhadap harga BBM di dalam negeri.

Pada Maret 2022 realisasi Mean of Platts Singapore (MOPS) Pertalite rata-rata 128,19 dolar AS per barel atau naik 63 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar 78,48 dolar AS per barel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement