Kamis 19 May 2022 22:34 WIB

Rektor Prof Arif Satria Luncurkan Program Sociopreneur of IPB University 2022

Sociopreneurship merupakan sebuah tren yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Rektor IPB University Prof Arif Satria meluncurkan program Sociopreneur of IPB University 2022, Sabtu  (14/5).
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University Prof Arif Satria meluncurkan program Sociopreneur of IPB University 2022, Sabtu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University Prof Arif Satria meluncurkan program Sociopreneur of IPB University 2022, Sabtu  (14/5). Program ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan minat mahasiswa IPB University terhadap kegiatan wirausaha. Program ini berupa pelatihan, pendanaan pengembangan usaha, coaching dan mentoring, serta hasilnya dapat dikonversi menjadi satuan kredit semester (SKS).

“Program tersebut didesain untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan bisnis, baik yang dilakukan secara mandiri atau  mengikuti program kewirausahaan yang ditawarkan berbagai institusi,” kata Handian Purwawangsa, Shut  MSi, asisten Direktur Pengembangan Karier dan Kewirausahaan, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier (Ditmawa PK) IPB University seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/5).

Selain itu, lanjutnya, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk  mendesain produk atau jasa yang inovatif dan mampu membangun jejaring dan kerja sama bisnis yang berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Prof Arif Satria mengatakan bahwa sociopreneurship merupakan sebuah tren yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengatasi berbagai persoalan di perdesaan. Salah satu program sociopreneurship yang dikembangkan oleh IPB University adalah One Village One CEO (OVOC).

“Ini merupakan program untuk mendorong mahasiswa IPB University. Para mahasiswa diminta untuk ke desa, konsolidasi dengan para BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Para mahasiswa ini juga melakukan pendampingan teknologi, karena teknologi membuka akses pasar. Kemudian  bisa memasukkan produk-produk masyarakat ke pasar modern,” jelasnya.

Menurut Prof Arif Satria, hadirnya program sociopreneurship yang memberikan dampak terhadap masyarakat dapat membangun optimisme masyarakat desa. Menurutnya, perguruan tinggi melalui mahasiswa menjadi sumber inspirasi dan masyarakat menjadi semakin percaya diri untuk bergerak ke depan.

Dalam praktiknya, kata Prof Arif Satria, sociopreneurship membutuhkan dua hal. Yakni jiwa sosial dan kewirausahaan. “Jadi, semangat pengabdian yang ada ini harus didorong, semangat kewirausahaan juga harus didorong,” ujar Rektor IPB University ini.

Ia yakin bahwa adanya program sociopreneurship akan menghadirkan mahasiswa-mahasiswa IPB University di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Mahasiswa IPB University hadir untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan model-model  bisnis yang dikembangkan untuk kepentingan sosial. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement